Friday, June 22, 2012

INILAH JAWABAN DARI DO'A SAYA SELAMA INI. FROM FIVE LEAVES TO SITTING ELEPHANT

Ppembaca yang budiman (kamsud lo diiiii -___-), hello again.

Setelah kemarin-kemarin isi postingannya seputaran jalan-jalan, sekarang lagi pengen nulis tentang kemungkinan akan melakukan apa saya setelah lebaran sampai tahun depan.

Menikah? Menjadi istri seseorang? oooo bukan (tapi pasti pengeeennn). Belum lebih tepatnya.

Setelah berjuang mencoba segala kemungkinan, akhirnya terjawab do'a saya selama ini, meski tidak seperti yang saya harapkan. Saya ingat akan hal yang pernah dikatakan oleh Ichsan. ALLOH akan menjawab do'a kita melalui 3 hal:
1. Langsung menjawab permohonan kita
2. Menanti sampai waktu yang tepat menurutNYA dan memberikan keinginan kita
3. Menanti sapai waktu yang tepat dengan jawaban yg menurutNYA tepat meski belum tentu tepat menurut kita.

Sejak lulus kuliah S1 tahun 2004 saya memang bercita-cita kuliah S2 di luar negri. Kenapa harus luar negri? Yah adalah alasan tersendiri.

Tapi kuliah di luar negri itu biayanya tidak main-main. Muahaaalll. Jadi jalan satu-satunya ya saya harus cari beasiswa. Namun sayangnya pemberi beasiswa rata-rata mempunyai kualifikasi yang hampir mirip-mirip. Minimal bekerja 2 tahun. Baiklah, saya urungkan niat mendaftar beasiswa. Fokus mencari pekerjaan dulu. Bekerja. Daaann carilah beasiswa.

Mulai tahun 2008 barulah saya fokus menentukan negara tujuan. Australia menjadi sasarannya. Menurut info dari Majid (teman SMA), lumayan banyak mahasiswa dari Indonesia dan beasiswa yang diberikan oleh Pemerintah Australia cukup lumayan bagus. ADS (Australian Development Scholarship).

Cerita saya dengan ADS mungkin sudah pernah saya jabarkan di sini http://leadyaherfani.blogspot.com/2012/01/seperti-tahun-2008-dan-tampaknya-harus.html Dan setelah itu saya langsung kecewa. Kabur ke Singapore (norak bener ya saya :p) dan mencoba bersenang-senang. Sekembalinya dari berlibur, saya mengumpulkan rencana-rencana untuk ikut seleksi ADS tahun 2012-2013. Namun teman seperjuangan si Delphine yang sudah mendapatkan beasiswa dari Bappenas yaitu linkage ITB-Belanda, merayu dan terus mendorong saya untuk ikut seleksi yang sama untuk tahap ke-2nya.

Setelah pikir-pikir akhirnya saya mencoba ikut. Mumpung ada satu jurusan yang bisa saya pilih di antara beberapa jurusan lainnya yang bagi saya itu tidak mungkin. Saya pilih linkage Unpad-Gunma Uni (Jepang) dengan program studi Kesehatan Masyarakat. Saya ikut seleksi ini juga setengah hati.

Februari mulailah mengurus surat-surat kelengkapan. Sampe bolak balik ke Pusbindiklatren Bappenas. Gak terlalu nunggu juga sih untuk kemungkinan test pertamanya (TPA). Semua dibawa santaaaiiiii mamen....Ternyata Maret akhir saya dapet panggilan untuk test TPA. Mungkin karena bawaannya gak mau setengah-setengah kalau udah dihadapi suatu tantangan, akhirnya saya ikuti test TPA-nya. Belajar dari buku-buku yang Delphine kasih pinjem dan buku itu yang saya bawa-bawa ke Singapore :p (liburan kok bawa buku pelajaran).

Setelah test TPA saya aja dah gak yakin lolos. Lah wong hampir 80-an soal tidak saya jawab dengan serius alias nembak. Maklum, time management yang kacrut dan jumlah soal yang kelewatan di luar batas kemampuan manusia normal. Tapi pada pertengahan April, ketika pengumuman untuk test kedua saya lihat, ternyata saya lolos dan lanjut ke test TOEFL.

Saya masih punya nilai ITP TOEFL yang berlaku untuk 1 tahun ke depan. Tapi lagi-lagi noraknya kambuh. Coba-coba ikutan test-nya dengan harapan nilainya lebih baik daripada nilai ITP TOEFL yang sudah saya miliki sebelumnya. Yah bolehlah norak sedikit. Hehehehe...:p

Oh ya lupa kasih tau. Saat mendaftar itu keinginan terbesar sih hanya kesempatan sekolah di luar negri-nya. Tetapi ternyata lowongan tahap kedua ini diubah secara sepihak dan tiba-tiba oleh pihak pemberi beasiswa. Jadi program linkage tahap kedua ini tidak ada, hanya dalam negri saja. Akhirnya saya kembali merubah pilihan studi, dimana dari 5 pilihan program studi hanya 1 yang nyangkut-nyangkut ke gizi dan kesehatan. Sisanya, Studi Pembangunan dan Ekonomi Pembangunan.

31 Mei 2012. Telpon itu datang juga. Kebetulan saya lagi di Tanah Abang. Membeli keperluan lomba balita tanggal 5 Juni. Saking padetnya saya tidak sadar ada misscall sampe 6x (ow ow ow). Misscall itu dari 022.....yang saya tahu itu kode area Bandung. Lalu terbersit keyakinan kalau saya lolos beasiswa dan diterima di Unpad. Tapi ternyata ketika saya telpon balik, itu adalah program Studi Pembangunan ITB. Lho kok??? Padahal saya sangat yakin saya lolos dengan kemampuan dan latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang sangat sesuai. Tapi ternyata sodara sodara...:((

Quota program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Unpad ternyata sudah penuh dan saya lebih cocok (menurut Pusbindiklatren Bappenas) di program Studi Pembangunan ITB. Di sinilah kegalauan dan perhelatan terjadi lagi. Saat dapat info kelulusan itu, atasan langsung (Kasie) saya sedang dinas luar kota. Saya telpon dan beliau menyerahkan kepada saya untuk didiskusikan kepada Sekretaris Dinas. Namun ketika saya diskusikan dengan beliau, tentu saja karena berbeda dengan latar belakang pendidikan dan pekerjaan, beliau kurang setuju alias melarang.

Menyerah. Itulah yang saya lakukan saat itu. Saya terima keputusan tanpa perlawanan. Toh saya juga tidak terlalu ingin. Masih berusaha ingin dapet ADS dan ke Adelaide. Tapi 3 hari berpikir, saya kembali mengingat kata-kata Ichsan dan Abbas. Mungkin ini jawaban dari do'a saya selama ini. AKhirnya kembali saya diskusikan dengan Kasie saya sekembalinya beliau dari dinas luar kotanya dan selepas perhelatan besar kami yaitu Lomba Balita Sehat tingkat Kota tahun 2012. Saya coba cari-cari info dulu dari Imam (teman SKM yang kuliah di SP-ITB) dan berbicara intensif dengan sang Kasie.

Setelah (benar-benar) mendapat persetujuan dari beliau, saya langsung ke Kepala Dinas (tanpa melewati Sekretaris Dinas lagi) dan alhamdulillah beliau mengizinkan keputusan kedua saya. Dan dimulailah perjuangan kembali saya seperti anak baru kuliah dulu. 6 Juni 2012 daftar online (ini yang paling kacrut), ngurusin surat-surat pernyataan dan persetujuan, telpon MSP-ITB minta waktu karena ternyata waktunya tinggal 24 jam lagi sebelum due date pendaftaran dan pengumpulan foto copy kelengkapan adminsitrasi ke kampusnya. OMG. Makin pening ini kepala @___@ Si ibu dari MSP-ITB di ujung telpon mengatakan bahwa saya harus menyerahkan berkas-berkas maksimal siang hari tanggal 7 Juni 2012.

Alhamdulillah 6 Juni sore harinya saya berhasil mengirim berkas melalui JNE dengan paket 1 hari harus sampe. Eh si ibu telpon lagi dan bilang berkas saya belom sampe. Astaghfirulloh saya langsung degdegan. Tapi pas lagi coba telpon JNE, si ibu sms bahwa berkasnya sudah ada. Alhamdulillah yah sesuatu.....

Sekarang yang saya kerjakan hanyalah menanti pihak BKPP membuat surat tugas, SK, dan surat cosharing biaya hidup, yang sampe hari ini belum selesai juga. Huhuhu :(( Dan juga satu hal yang bikin galau manki nmemuncak, belom dapet kos. Huhuhuhuhu....:(( :(( :((

Ternyata harga kosan sekarang itu mahal sodara-sodara. Kalau mau murah, ya tentu kenyamanan dan kesehatan belum terjamin 100%. Pe'er saya adalah cari kosan, dan sampe saat ini belom survey lokasi, baru browsing internet saja.

Smoga dalam waktu dekat bisa dapet yang sesuai keinginan dan biaya juga tidak terlalu menggila. Daann perhitungan pembayaran bisa sesuai dengan ketika saya masuk kuliah alias gak rugi-rugi amat. Yax mari kita tunggu apa yang terjadi bulan Agustus nanti dan kalo ampe gak dapet juga, bisa-bisa saya buka tenda di kampus :(

ps: mau pejeng logo beberapa universitas yang pernah, cita-cita terdahulu, dan yang akan saya datangi.

ini kampus tercinta dimana saya menerima segala sesuatu hal yang baru dan saya bangga akan dia



ini kampus di Aussie yang tahun 2008 tapi di Adelaide Uni dan gak ada hubungannya dengan Kesehatan

ini kampus di Aussie tahun 2011 yang saya daftar melalui ADS dan lagi-lagi gagal. Sama-sama di Adelaide tapi beda Uni


Kirain bakalan kuliah di sini, tapi ternyata nasip berkata lain.



akhirnya terdampar di sini deh. smoga barokah. smoga ilmunya berguna dimanapun saya berada nantinya meski tidak di bidang kesehatan lagi.