Monday, June 23, 2008

BERMIMPI ATAU BERKHAYAL

Hal paling gw inginkan saat ini cukup banyak.

1. punya pacar yang mau diajak nikah, which is ampe sekarang gw gak punya.
2. punya pekerjaan tetap yang menghasilkan pendapatan cukup untuk 4 orang dalam 1 bulan plus bisa nabung untuk diri sendiri. Hal ini lantaran bokap akan pensiun dalam waktu 1 tahun lagi, dan tentu saja kenaikan harga yang membuat segalanya menjadi berubah.
3.melanjutkan study s2 ke luar negeri dengan bantuan full scholarship.
4.untuk memenuhi poin no.3 tentu saja gw ingin nilai IELTS gw min 6.5

Mmm… apakah hal tersebut di atas cukup banyak atau bahkan mungkin kurang? Menurut gw sih cukup banyak karena bisa berkembang menjadi keinginan – keinginan lainnya.

Menyitir dari kata-katanya Andrea Hirata dalam Novel Sang Pemimpi bahwa “Orang seperti kita tidak punya apa-apa kecuali semangat dan mimpi-mimpi, dan kita akan bertempur habis-habisan demi mimpi-mimpi itu. Tanpa mimpi, orang seperti kita akan mati.”

Sampai sekarang mungkin karena keterbatasan otak, gw masih bingung memisahkan makna antara bermimpi dan berkhayal. Mungkin yang gw lakukan selama ini lebih banyak berkhayal daripada bermimpi gaya Andrea Hirata. Gw seharusnya berjuang memperoleh mimpi-mimpi gw tersebut, tapi gw sendiri gak tahu langkah yang gw ambil itu bener / salah?

Mungkin aja salah karena sampai saat ini belum ada hasilnya. Atau mungkin seperti kata Tolstoy; “Tuhan tahu, tapi Dia menunggu.” Tuhan tahu apa yang gw inginkan dan Tuhan menunggu seberapa besar usaha gw untuk mendapatkan itu dan Tuhan pasti akan memberikan apa yang gw inginkan pada saatnya nanti.

Temen gw pernah bilang bahwa rezeki dan jodoh seseorang itu sudah dijatah oleh yang Maha Pemberi. Rezeki tersebut tidak akan hilang dan lari karena Tuhan Maha Adil. Tapi entah kenapa yang gw takutkan sekarang ini adalah gw akan mendapatkan semuanya dalam waktu yang sudah terlambat karena kurangnya usaha gw. Lho kok gw jadi ber-su’udzon gini.

Ada lagi satu pendapat lain dari temen sekantor gw yang membuat gw jadi takut untuk bermimpi. Katanya kita harus terus berikhtiar, jangan putus2. Tapi kalu kita berikhtiar sambil berkhayal, itu sama saja mendahulukan kehendak Tuhan jadi Dia tidak akan mengabulkan keinginan kita.

Aduh gw jadi bingung sendiri. Haruskah gw merubah strategi gw dalam bermimipi demi mendapatkan semua yang gw inginkan? Tapi gw sendiri masih meraba cara bermimpi yang tepat. Yah…sepertinya gw harus bermimpi dan tentu saja tidak lupa berikhtiar. Karena Andrea Hirata juga pernah bilang “Bermimpilah, Karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu.”

FORBIDDEN LOVE (part. 2)

Meyambung postingan sebelumnya tentang seseorang yang sedang gw sukai saat ini. Adakalanya gw bingung menghadapi perasaan ini. Gw yang biasanya bisa mengendalikan diri tapi entah kenapa klu berurusan dengan yang namanya suka / cinta kok jadi bertindak bodoh. Atau memang itu yang dihadapi semua orang?

Gw tahu ini semua tidak akan mungkin ada kelanjutannya. Dia berada di dunianya dan gw dengan prinsip dan dunia gw sendiri. Yang menyamakan gw ama dia mungkin hanya kita sama2 tinggal di Indonesia, bernapas dengan udara yang sama & parahnya bagi gw adalah dia kerja di temapt yang sama dengan gw.

Hal ini gw dulu pernah mengalaminya. Kejadiannya waktu gw kelas 2 smu. Dia sudah menikah sekarang dengan orang yang berbeda dengan yang dia pacari saat kelas 2 smu. Gw bisa menghilangkan kenangan akan rasa suka gw ke dia karena mungkin saat kelas 3 gw suka sama orang lain. Meskipun ketika kelas 2 tersebut gw harus berkutat dengan dia di organisasi yang sama tapi entah kenapa lambat laun gw bisa menguasai perasaan cemburu gw ke dia ataupun cwe-nya yang notabene juga satu organisasi. Sekarang kita semua berteman baik. Sangat baik malah.

Umumnya gw bisa menghilangkan memori akan orang yang gw sukai apabila gw jauh dari dia atau klu gw punya pengalih cwo lain. Keadaan sekarang yang bikin gw berat adalah intensitas seringnya gw bertemu dengan dia. Terkadang klu mood-nya dia lagi jelek, sangat sebel gw ama dia. Bahkan gw sampai takut dan menganggap dia sangat membenci gw sampai tidak akan pernah mau bicara ama gw lagi. Seperti kejadian Jum’at 20June’08 malam kemaren. Hal tersebut sampai membuat kepala gw pusing memikirkan apa yang akan terjadi hari senin nanti. Apakah dia akan membenci gw seumur hidupnya? Mengacuhkan gw sejadi2nya? Hal inilah yang bikin gw gak kuat & harus lari dari tempat gw bekerja sekarang. Karena hal tersebut pernah teradi 2 tahun yang lalu dengan orang yang gw anggap sekarang tidak pantas untuk gw sukai dulu.

Klu katanya Andrea Hirata dalam novel Sang Pemimpi : “Love me or just hate me, but spare me with your indifference.” Cintai aku atau sekalian benci aku, asal jangan tak acuhkan aku. Hal tersebut inilah yang paling tidak gw sukai. Meski ini sudah terjadi sekarang dengan orang yang sempet gw sukai 2 tahun yang lalu tapi gw berbesar hati dan menganggap dia tidak pantas mendapatkan gw.

Ketakukan akan hal itu selalu ada bahkan gw sampai takut ini bisa terjadi dengan dia yang sekarang ini. Gw tidak suka caranya berbicara kasar kalau gw telpon, atau sikap tak acuhnya, atau tidak pernahnya dia membalas sms gw. Tapi terkadang gw berpikir (kayaknya sih demi menyenangkan diri sendiri) bahwa di balik sikap acuhnya dia, ada sedikit rasa butuh meskipun hanya sekedar urusan kantor. Toh tetap saja dia harus berbicara dengan gw. Laki-laki secara alamiah mempunyai ego yang lebih besar daripada tubuhnya sendiri, kata Andrea Hirata dalam novel Edensor.

Meskipun gw suka ama dia dan gw tahu konsekuensi ketidakmungkinan hal tersebut dan juga gw sudah meyakinkan dalam diri gw sendiri bahwa cukup sekedar suka jangan berkembang ke hal-hal lainnya. Tapi entahlah…cinta tidak bisa dipaksakan. Dia tumbuh begitu saja. Dalam segala macam keadaan, waktu dan ketidakmungkinan. Hal inilah yang sampai saat ini belum gw bisa kendalikan. Meski gw udah bertanya kiat-kiat mengahdapi semua ini sama temen jauh gw (tentu saja gw harus menerapkannya), tapi entah kenapa terkadang gw melawan kehendak otak gw. Bahkan gw sendiri bingung apa keinginan gw akan masalah cinta gw dia masa depan (bukan sama dia aja lho). Sepertinya bener kata Sigmund Freud dalam novel Edensor-nya Andre Hirata : “Freud tidak dapat memahami kenginan wanita meskipun telah melakukan penelitian tentang wanita selama 30 tahun. Semuanya karena wanita sendiri sering tidak tahun apa keinginannya.”

Sambil mencari jalan keluar gw menghadapi dia, gw harusnya bisa mendapatkan pengganti / pengalih perhatian. Gak harus cwo-lah. Apa aja juga boleh asalkan bisa mengalihkan perhatian gw dari dia.

Wednesday, June 11, 2008

FORBIDDEN LIKE / LOVE?

I've been liking someone at my office. I already know that this is not suppose to happen. He's Chinese (I don't care) and He's non-moslem (this is I really care).

He already have someone as His girlfriend and ofcourse she's very pretty. I can't compare her. Anyway, why should I even bothered about that. He even didn't like me. As a matter of fact I think I'm not His type.

What do you think guys? Is this only puppy love? admiration? or what? He's cute but I know I'm not suppose to like him.

Ahhh man...i hate this feeling. How am I suppose to stop this?