Wednesday, December 25, 2013

DEATH COMING CLOSER

I've once heard from a movie (Sherlock) said that "if you have something that make you very uncomfortable with, write it. If you have a blog, go write on yours. Not just about what does it make you feel that way but about everything so your stress slowly will ease."

So...here I'm. Writing my blog again to reduce what make me feel so missarable. Found it a book that I've read but forgot what the tittle is.

Neil Gaiman
"I don't know...death's a funny thing. I used to think it was a big sudden thing, like a huge owl that would swoop down out of the night and carry you off. I don't anymore. I think it's a slow thing. Like a thief who comes to your house day after day, taking a little here and a little there, and one day you walk around the house and there's nothing there to keep you nothing to make you want to stay...and then you lie down and shut up, forever."

I think it is. Slowly but sure, death will take you fully.

(Am I in some-kindda depress or something here?)

WHAT KYLE SAID TO JESSIE

I like this quote. Found it while watching the unsolved US movie series "Kyle XY". As for me, this quote just about recently make why every moments that had happened or will happen to me are very important. As for you readers, I'll let you decide whether it's worth to think about or just pass through like...mmm I don't know like what. Hahaha =)) sory guys. And here is the quote :

"Memories are a way of keeping the past alive. Some are so painfull we never wanna visit them again. But a memory can also be a gift. Something we can open again and again in order to fill ourself with happiness. And sometimes a moment become a memory the instant its happening, because it is so true, so pure, and so significant, you wanna capture it forever."

I had that moments. I collect those momories. Some are so delighful but other are so painfull. If only I have a Pensieve just like Dumbbledore, I will throw all the bad memories I have. But we are human with lots of capabilities to do anything so those unpleasent things will be forgotten.

Wednesday, December 18, 2013

ITSN'T GOOBYE, JUST HIATUS THEN.

Perjalanan hidup seseorang dinilai dari sudut pandang manapun pasti ada naik turunnya. Keuangan, hubungan dengan sang kekasih, hubungan pertemanan bahkan hubungan dengan Tuhan (dr sisi manusia tentuny). Dan kali ini, lagi-lagi saya mengalami hal paling yaaa cukup buruklah dalam hubungan pertemanan saya.

Kejadian akhir tahun 2011 kembali terulang. And again, it's all because of my curiosity. Hampir satu bulan saya bertahan untuk tidak mengusik teman saya ini dengan pertanyaan apapun, sampai akhirnya saya menghubunginya melalui aplikasi text. Reaksinya saya seperti biasa, berlagak bak seorang gadis manja karena saya anggap itu kasual dan saya mencoba santai. Namun reaksi dia menurut saya agak seperti akhir tahun 2011. Sangat membuat saya sedih karena pertanyaan-pertanyaan saya hanya dijawab sekedarnya (menurut penilaian saya).

Berdasarkan pengalaman akhirnya saya tidak mau digantungkan terus atas pertanyaan ataupun dugaan buruk saya (yang ternyata benar). Setelah saya tanya, meski akhirnya muter-muter dulu jawabnya, saya tahu kenapa dia berlaku seperti itu terhadap saya. He found out something very uncomfortable for him from his friend that I said something....aahhh saya gak sanggup menjelaskannya.

Long story short, saya tidak mengerti tentang apa yang teman kamu katakan tentang akun atau apapun itu. Tapi kalau indikasinya mengenai hal seperti akhir tahun 2011, ya saya mengakui perasaan itu pernah ada, dan masih ada. Tapi saya lebih rasional daripada dahulu karena saya tahu itu sia-sia. Saya tidak akan pernah berharap lebih dari kamu karena saya tahu itu adalah hal gila.

Ya. Saya jujur di sini, saya tidak akan pernah berharap apapun dari kamu karena saya tahu saya tidak akan pernah mendapatkan apapun dari kamu. Tuhan punya rencaNYA sendiri dan DIA akan memberikan yang terbaik seperti yang selalu kamu dan banyak orang katakan.

Don't worry. You're safe. I'm not that into you. But (again) if you still treat me like what you've done on last 2011, I'm really disappointed. You said I'm your friend. And I do say you're also my friend. And as you wish "  just like that", cause indeed from me here WE ARE JUST LIKE THAT FRIEND so please don't treat me differently.

There. I've said it. I'm so sorry if my act recently make you so inconvenience or what your friend said that I twit something that makes you embarrassed, please forgive me. I know we can't change the time so here I'm, making apologies to you.

Let's take another "Time out" and don't know up untill when but we're still friends like you've said. Forever.

Soo...move on then!

Tuesday, December 17, 2013

IS IT? OR IS IT NOT?

Kondisi 1.
W : "panggil nama dengan mengetik namanya sampai panjang ibarat berteriak dari jauh"
M : "ya"
(W berpikir "okeh, ni orang gak mau diganggu")
..................kemudian hening.

Kondisi 2.
W : "Hallow"
M : "Haihai"
memulai percakapan namun jawabannya hanya yaaa... sekedar menjawab saja tanpa ada reaksi balik untuk sekedar berbasa-basi nanya balik.
(W berpikir "kenapa sih gak mau nanya balik. saya kan juga butuh perhatian.)
..................kemudian hening.

Kondisi 3.
W : "Holla" (pasang emoticon lambai2 tangan)
M : " Halo"
lalu diam seribu bahasa.
(W berpikir "hadeeuuhhh....cape amat. dikirian ditinggal 1bulan bakalan dapet cerita dari M tapi dia diam seribu bahasa. Minimal nanya kabar kek, apa kek, masa gw mulu yang mulai. Halooo...saya teman kamu loh. saya juga butuh perhatian.)

diiiinnngggg.....................*hening

Goodbye then.

Friday, September 13, 2013

FRESH BOY BAND AMONG THE K-POP FEVER IS ONE DIRECTION




Seperti janji saya di twitter bahwa setelah saya menonton film One Direction: This is Us (3D), saya mengatakan akan menulis tentang mereka. Dan inilah tulisannya. *jrengjrengjrengjreng #efekdramatis


Kenapa saya kasih judul ini? Karena bagi saya “Akhirnya ada boy band yang bener-bener bisa nyanyi, tampang OK, baju gak perlu norak warna warni atau seragam macam boy band Jepang atau Korea, gak perlu bisa joget padahal gak bisa nyanyi sama sekali”. Yap saya sudah mulai sebel bahkan berada pada tahap muak dengan isi timeline (TL) twitter saya yang melulu menyanjung-nyanjung bahkan seperti mau mati saja kalau gak kenal atau tahu tentang boy band Korea. Bahkan pembicaraannya kalau gak konser boy band Korea, yaa dorama-dorama Korea. Sory to say tapi saya tidak terlalu suka. Pilih-pilih juga kalau nonton. Bahkan boy band Korea is a BIG NO NO!!!


Saya memang aneh. Tidak berbeda dengan penggila Korea sih hanya saja pilihan saya tidak pada gaya bernyanyi atau aksi panggung para boy band Korea ini, yang menurut saya justru mereka nyontek dari gaya Jepang. Kebanyakan teman-teman saya suka dari lagu, lalu menggilai personilnya padahal menurut saya mereka lebih bisa dibilang cantik daripada tampan untuk seorang laki-laki. Akhirnya saya menemukan sesuatu yang fresh. 


Tidak bisa dipungkiri saya pun penyuka boy band. Dari SMP malah. Mulai New Kids On The Block, Take That, Boyzone, 911, E17, Backstreet Boys, Ant & Dec, *NSYNC, Westlife, dan sederetan boy band lain pada tahun 1990an - 200an. Yah memang itu semua boy band barat (Amerika dan US) karena pada saat itu mereka cukup booming. Saat ini, Indonesia dilanda penyakit boy band Korea dan ketika saya melihat di tv ataupun youtube, OMG pencontek. Terdengar menyudutkan sih tapi ya itulah yang saya rasakan ketika melihat mereka. Mencontek siapa? Boy band Jepang tentunya. Mungkin manajemen networking dan promosi mereka lebih gencar dibanding manajemen boy band Jepang yang kebanyakan dipegang Jhonny’s Jimunso yang terkenal keras terhadap anak buah dan lokasi show. Jadi boy band Jepang tidak seheboh Korean. Eh sebenarnya mau ngomongin apa sih? Kok jadi nyinyirin boy band Korea terus :p Sory-sory.


OK, back to the track. Jadi semua dimulai dari kegemaran saya akan ajang American Idol dan sejenisnya. Sejenisnya apa saja? The X Factor (UK, USA, Aussie version) dan juga (Brit, Aussie, USA) Got Talent. Yap saya suka liat ajang itu karena ajang itu cukup genuine menemukan bakat-bakat terpendam dari orang-orang atau sekelompok orang yang bener-bener punya bakat di bidang tarik suara tapi belum terekspose record company. Menurut saya, boy band Korea ataupun Jepang itu memang murni dari tampang dulu, trus bisa joget gak lalu mulai dipoles deh suaranya. 


Nah dimulai dari youtubing The X Factor tahun 2010. Pertama saya melihat audisinya Liam Payne, lalu Harry Style. Kemudian muncullah link One Direction. Apa ini? Ternyata sekelompok anak laki-laki yang terdiri dari 5 remaja yang salah 2 diantaranya saya kenal wajahnya. Lalu saya mulai mencari tau tentang mereka. One Direction terdiri dari; Liam Payne, Harry Styles, Zayn Malik, Louis Tomlinson, dan Niall Horran. Mereka terbentuk bukan dengan sendirinya. Masing-masing awalnya audisi sendiri sebagai solois. Lalu mereka gagal lolos tahap Judges Houses untuk kategori Boys Under 25, tetapi mereka dipanggil sebagai group oleh para juri dan mereka langsung setuju melanjutkan perjalanan The X Factor sebagai sebuah kelompok. Ini adalah link youtube masing-masing anggota 1D (One-Di, nick name for One Direction).


1. Liam Payne

2. Harry Styles

3. Zayn Malik

4. Louis Tomlinson

5. Niall Horran



Lalu saya mulai melihat behind the scene pembuatan video klip mereka. Kelakuan-kelakuan golik mereka. Joke-joke di antara para personil bener-bener seger. Gak jaim. Lucu aja. Trus bagaimana mereka masing-masing individu yang berbeda tentunya, disatukan menjadi satu group, lalu mereka membangun karakter mereka masing-masing yang tidak perlu bisa joget. Huahahha pokoknya lucu aja. Ada beberapa video klip yang serius tapi ada juga yang lucu. Saya lebih suka melihat bagaimana kegokilan mereka di belakang kamera. Ini beberapa link youtube behind the scene 1D yang saya suka.


1. What Makes You Beautiful 

2. Live While We're Young

3. Kiss You

4. One Way Or Another

Sory susah upload videonya, alhasil saya berikan link-nya aja ya. Ini pun hanya sebagian kecil saja. Pembaca yang budiman dan tertarik bisa youtubing aja. Hehehe....

Oh iya, senangnya punya adik sepupu yang juga menyukai film, buku, novel, komik, dan musik barat. Senangnya lagi ternyata adik sepupu saya itu suka 1D. Hahaha =)) Lagu-lagu 1D yang saya tidak peroleh dari internet, saya dapatkan melalui dia. Bahkan dia juga membeli video mereka. Dan Senin 2 minggu lalu saya menonton film 1D; This Is Us. Kami memang terbilang cukup sering menonton bareng meski sulit mencari waktu yang tepat. Yaa kalau tidak ada waktu yang cocok, akhirnya nunggu dvd bajakannya deh (murahan memang kami).
 

Yah itulah segelintir alasan kenapa saya menyukai 1D. Mereka menyuguhkan sesuatu yang baru dan berbeda menurut saya dibandingkan boy band yang pernah ada. Kalau mau tahu bagaimana mereka sebenarnya, mudah sih. Search aja youtubenya. Ini link youtube film 1D; This Is Us. http://www.youtube.com/watch?v=C0I9ikjQtuI




Saya tidak mengajak pembaca untuk turut menyukai mereka, atau membenci boy band Korea. Tapi saya hanya mengungkapkan bahwa yaaa 1D itu fresh dan beda. Terserah pembaca mau menilai seperti apa. Toh ini blog saya jadi tentu saya bebas menulis apa saja. Soo...feel free to comment loh :D

7 CARDINAL RULES FOR LIFE DAN SOJIRO SETA

Lupa saya nemu tulisan ini dimana. Sekarang sih saya jadiin prof-pic BBM. Warnanya gelap. Lalu saya cari melalui Google dan saya menemukan yang lebih colorful. Tapi kok terlalu colorful. Yah mungkin nanti saja ketika saya sudah kembali berdamai dengan diri sendiri dan menemukan arti kenapa saya harus tetap hidup (halah...bahasa lu Diii)


Gambar ini saya dapat dari http://farm4.staticflickr.com/3782/9085893720_e4c5479e7a_z.jpg Menurut saya kata-katanya simple. Tapi tampaknya cukup efektif membuat hidup lebih bahagia. Saya tahu saat ini saya sedang berada di persimpangan jalan. Antara mau galau terus atau berdamai dengan diri sendiri dan yakin bahwa kalau ini memang takdir TUHAN, jalani dengan senyum.

Dari 7 point di atas, terkadang point no.2 datang dan pergi. Kadang saya bersikap "peduli amat dengan pendapat orang", tapi tidak jarang saya pikir "lalu bagaimana pendapat orang-orang nanti?"

Point no.5-6 belum dapat saya jalani 100%. Insecurities masih menghantui saya. Tapi saya bertekad bahwa saya yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi dengan saya, so....point no.7 memang harus terus saya ingatkan dan tanamkan di kepala.

Apabila Senyum adalah jawaban dari semuanya, maka saya harus belajar dari Sojiro Seta. Tokoh anime Rurouni X Kenshin yang dia musuh Batosai dengan kemampuan pedang yang sama seperti Batosai tetapi selalu tampak ceria. Pembunuh berdarah dinginkah atau apapun sebutannya tapi satu-satunya musuh Batosai yang saya kagumi adalah Sojiro.


Gambar ini saya dapatkan dari http://images4.fanpop.com/image/photos/16300000/soujiro-seta-rurouni-kenshin-16371440-700-524.jpg Diceritakan bahwa dulu hidupnya ditindas. Selalu penuh kekecewaan. Tapi dia hanya menanggapinya dengan senyum. Lalu dia jadi orang kepercayaan Sishio yang merupakan pembunuh yang bermaksud mengambil alih kekuasaan Jepang saat itu. Sojiro jadi pembunuh keji juga tapi dilakukan dengan manis dan senyuman.

Saya bukannya ingin menjadi pembunuh sepert Sojiro, tapi setidaknya saya bisa mencontohnya dengan tetap senyum meski badai menghadang dan orang mencibir ataupun kekecewaan mengekor. Awan hitam belum sepenuhnya lepas dari saya sejak tahun 2010 tapi setidaknya saya pernah melaluinya meski kini ia datang lagi. Seharusnya saya siap menghadapi cobaan seberat apapun. Ya, saya harus bisa menghadapi cobaan apapun itu.

So...mari jalankan 7 Cardinal Rules for Life dan mencontoh senyum polos Sojiro.



Tuesday, September 10, 2013

CELLPHONE TROUGH MY AGES

Hidup ini sebenarnya biasa-biasa saja, dengan ataupun tanpa telepon seluler. Tapi tentu semua tergantung bagaimana seseorang memandang sebuah telpon seluler (kepanjangan ah, saya singkat jadi HP aja ya).

Saya mengenal HP sejak kelas 3 SMA yaitu sekitar pertengahan tahun 2000 (wow...13 tahun yang lalu yah). Saat itu saya pakai juga bukan karena pengen gaya-gaya di antara temen-temen yang belum pakai HP. Saat itu saya pakai karena apa ya? Mungkin karena kelas 3 saya sudah sering pulang sore dan itu dadakan tanpa memberitahu orang rumah. Mencari telepon umum juga sulit, dan kalaupun ada pada rusak kena vandalisme (parah amat yax).

Lalu apa hubungannya HP dengan tulisan kali ini? Saya pengen narsis aja sih kasih tau HP merk dan seri apa saja yang pernah saya miliki. Huehehehhe :p Yah, pada intinya sih HP sudah menjadi barang wajib saya bawa meski saya tidak selalu menelpon, sms, kirim email ataupun kegiatan internetan lainnya, selain ngetwit tentunya. HP sudah menjadi barang yang "Kalau gk mau kehilangan momen, ya bawalah HP". Tapi kalau dipikir-pikir, ternyata alasan saya beli HP-HP tersebut ya karena pengen gaya juga, selain butuh manfaat nelpon dan sms nya. Oke, inilah beberapa HP yang pernah saya miliki.


NOKIA 3210
Sebenarnya ini HP kedua setelah Ericsson (belum bergabung bersama Sony). Katanya sih ini HP pertama yang tanpa antene.

NOKIA 8250
HP ini beli karena pengen lebih kecil aja ukuran daripada NOKIA 3210. Alesan lainnya karena kapasitas menyimpan nomor telponnya lebih banyak daripada NOKIA 3210. Eh ada lagi dink. Kecil dan mudah digantung di leher dengan tali.

SAMSUNG E810
Kalau HP ini belinya sumpah cuma gara-gara pengen bisa foto dan fotonya pun bisa dari depan (front pic). Oh iya NOKIA 3210 dan 8250 belum ada kamera jadi hanya bisa menelpon dan sms. Radio kaya'nya juga gak ada deh.

SONY ERICSSON J...
Beli HP ini karena harganya lumayan terjangkau. Lebih murah daripada si SAMSUNG tea. Fiturnya lebih bagus daripada si SAMSUNG yang gak bisa radio. Saya lupa tipe tepatnya HP ini tapi udah bisa foto dan radionya lumayan.

SONY ERICSSON W880
HP ini dibeli juga karena harganya tidak mahal. Hasil penjualan HP Sony Ericsson sebelumnya lumayan. Tinggal nambahin setengah harganya dan jadilah kebeli SONY ERICSSON W880 ini. Modelnya yang tipis setipis kotak CD ditambah fiturnya yang cukup lengkap. Kamera lumayan jernih, bisa menyimpan nomor telpon banyak, bisa nyimpan lagu juga lumayan. Hampir 2GB kalau tidak salah ingat (ato memang salah ya?). Tapi intinya saya beli ini karena memang tipisnya itu. Hehehe....

BLACKBERRY CURVE 8900 (JAVELIN)
Alasan beli HP ini karena pernah pegang (3hari) HP yang sama milik tante dan kok enak ya. Bisa internetan dan bersosial media (baca: facebook) tiap saat. Maklum, waktu itu saya masih banci status di facebook. Paket internetannya juga bagus waktu saya pakai ini. Well, bangganya saat itu adalah yang pakai HP jenis ini belum banyak, jadi yaaa bisa dibilang saya narsis juga sih. hehehe...Sampai-sampai temen saya si om @aristodiga menebak "kamu pake BB ya? itu YM online tiap saat gak ada matinya". Hahayyy :)) Oh iya, SONY ERICSSON W880 saat itu koneksi internetnya terbilang agak lambat meski sudah pake paket internetannya Telkom*** Jadi akhirnya saya berganti ke HP ini. Hasil penjualan SONY ERICSSON W880 lumayan sih untuk nambah-nabahin beli HP ini. Cukup lama saya pakai HP ini. hampir 4 tahun. Sampai udah ganti keypad 1x dan ganti trackball 3x.
BLACKBERRY Z10
Di saat semua orang dalam kurun waktu 4 tahun saya pakai BB Javelin (2009-2013) berganti yang touchscreen semacam iPHONE, SAMSUNG GALAXY ataupun SONY XPERIA, saya tetep bertahan pakai HP jenis BLACKBERY (saya singkat ajalah ya jadi BB). Dan ketika ganti HP pun tetep weh ke BB. Kali ini alasannya selain gaya (hehehe), saya tetep bertahan pakai BB karena temen-temen yang berada di lingkaran BBM (salah satu fitur yang hanya dimiliki BB) sudah buanyak sekaleee. Soo...ya saya tetep bertahan menggunakan BB. Saya tidak maniak aplikasi seperti yang selalu digembar-gemborkan para pencinta Android. Tapi saya cukup bangga pegang HP yang sekarang ini karena system Snapdragonnya yang cepet jadi buka fitur satu dan yang lainnya dalam waktu bersamaan. Yah semacam multiguna multitasking lah.

Nah, itulah beberapa HP yang pernah dan saat ini saya miliki. Hanya BB JAVELIN yang sampai saat ini masih saya simpan. Sisanya sudah saya jual untuk menambah biaya beli HP baru tentunya. Bagaimana dengan kalian para blogger atau pembaca? Berapa banyak jenis HP yang sudah menemani hidup kalian?

Saturday, August 24, 2013

REALITY TALENT SHOW


Logo-logo di atas adalah sebagian dari beberapa reality show yang paling populer sedunia internasional lebih dari satu dekade ini. Khususnya American Idol adalah salah satu reality show terlama yang pernah saya tonton. Sampai sekarang bahkan sudah menghasilkan juara sebanyak sebelas juara. Wueduuunnnn....Bahkan juri originalnya (Simon Cowell, Randy Jackson dan Paula Abdul) sudah tidak menjadi juri lagi digantikan oleh yaaa menurut saya tidak terlalu menarik dari segi komentar-komentarnya. 

Oh ya kenapa pula saya jadi ngomongin ginian padahal saya janji pengen ngebahas tentang studi pembangunan dari segi temen-temen kelas angkatan 2012, pelajaran yang saya peroleh dan pengalaman pelajaran dikaitkan dengan ide-ide sekaligus pemikiran yang stuck di kepala saya (halah...gaya mu diiii.....). Yah mungkin karena semenjak saya kuliah di Bandung dan mendapatkan akses internet yang mudah, saya jadi bisa nonton talent show seperti di atas lebih mudah dari biasanya. Sebenarnya apa sih yang ingin saya omongin di sini? Entahlah, saya juga bingung @____@ Pokoknya mah saya akan ngomongin apa yang ada di kepala aja. Itu kan tagline blog saya. Hehehe....:p

Dulu saya suka acara talent show ini. Menunjukkan kita bahwa buanyak sekali bintang-bintang yang belum terasah dan diketahui oleh masyarakat bahwa mereka itu bagus sekali. Oh iya, talent show ini semuanya adalah bakat bernyanyi. Mereka ditemukan dengan cara yaaa mengikuti audisi, berani stood up in front of the judges or lots of audience. Pokoknya mah berani malu weh. Dan memang. Bakat menyanyi mereka lebih bagus daripada sebagian artis-artis yang namanya sudah terkenal. Apalagi artis karbitan yang mencari peruntungannya lewat film trus jadi penyanyi ataupun bintang iklan.

Awalnya saya menyukai acara yang original alias dari negara asalnya. American Idol jarang saya lewatkan karena bakat-bakat mereka memang bagus. Lalu ada The X Factor. Untuk yang satu ini saya menyukai UK and Australian version rather than American or Indonesian. Kenapa? JURI! Yap. Komentar juri-jurinya kok ya gak menunjukkan mereka itu ahli di bidang musik. Kadang kok ya yang dikomentari itu masalah fisik penampilan, dandanan, pakaian dan hal-hal tidak berbobot lainnya untuk dikomentari. Ini sebenarnya ajang apa sih kok ya yang dikontrak juri-juri aneh macam itu? Untuk The Voice saya tidak bisa banyak komentar karena hanya menonton sebatas blind audition. 

Meskipun saya masih menantikan dan menyaksikan beberapa reality talent show ini, tapi akhir-akhir ini saya jadi sebel juga. Kenapa? Karena dulu saya tidak suka reality show yang dibuat oleh media entertainment Indonesia karena kebanyakan (well, almost every one of it) mengeksploitasi "kesedihan". Intinya supaya bikin hati terenyuh jadi penonton iba trus banyak sms atau vote peserta tersebut dan akhirnya peserta tersebut menang. Apabila pembaca budiman masih ingat AFI yang ditayangkan berseason-season oleh Indosiar sampai akhirnya kolaps, tentu masih ingat ajang nangis-nangisan setiap ada yang dieliminasi dan harus ngegeret koper turun dari panggung. Sumpah yah itu FTV drama buanget. One shot, two target.

Tempelan tayangan tidak berguna semacam itulah yang bikin saya males banget nonton acara ajang cari bakat semacam ini. Dan sekarang, segmennya diganti. Yaitu dengan menyisipkan latar belakang kehidupannya yang miris atau menyedihkan. Pokoknya mah komentar pembawa acara ataupun cuplikan kehidupan keseharian para kontestan yang bisa bikin iba pemirsa di rumah yang tentunya akan memilih mereka ataupun menonton mereka selalu menjadi bumbu penyedap rasa acara ini. Dan ini terjadi hampir di semua jenis reality talent show tidak hanya Indonesian version tapi juga di luar negri sana.

Yap. Akhirnya (mungkin) semua produser ataupun penulis ide cerita acara reality talent show ini berpikiran serempak bahwa acara mereka akan laku ditonton juataan bahkan milyaran penonton apabila menyisipkan cerita yang menimbulkan rasa iba baik dari komentar pembawa acara (host), teman terdekat, ataupun keadaan keseharian mereka. Karena (mungkin) bakat dan tampang saja tidak cukup untuk meningkatkan rating acara. Toh banyak peserta yang punya tampang tapi gak punya bakat, ataupun punya bakat tapi tampang ngepas, atau mereka punya keduanya tapi tetep rating acaranya kurang. Menyedihkan sekali. Tapi kenapa masih juga terkadang saya nonton juga ya? Huahahaha =)) I'm as pathetic as my comment :p

Selain ide acaranya yang ditambah tidak hanya mencari bintang baru dengan bakat terpendam, yang membuat saya tidak suka lagi untuk Indonesian version adalah hampir semua pemenang acara seperti ini berakhir bukan menjadi penyanyi sungguhan tetapi malah jadi artis. Yap artis! Definisi artis menurut saya adalah yang bisa main sinetron, bintang iklan, nyanyi jarang, sorotan kamera infotainment karena berita gak penting. Dan itulah mereka. Liat aja para pemenang ajang-ajang cari bakat nyanyi dari Indonesia. Banyak yang jadi bintang iklan obat sakit perut, profider handphone, bahkan snack sosis. OMG -____-

Menyedihkan lah menurut saya. Tidak tahu kalau jebolan acara yang dari luar negeri sana, tapi sebagian besar dari mereka memang menjual lagu, membuat konser dan yaaa mungkin ada yang nongol di sitkom ataupun drama tv tapi hanya cameo. Bahkan sebagian dari para pemenang American Idol ada yang dapet Grammy Award. 

Jadi sebenarnya ide membuat acara ini memang bagus. Mencari bakat terpendam para mediocre atau orang tidak terkenal menjadi bintang baru, selain tentu supaya industri musik dan entertainment ada kerjaan. Tapi kalau versi Indonesia, jebolannya malah jadi artis bukan penyanyi sungguhan. Bahkan efek samping dari acara ini di luar negeri sana, menjadikan acara ini jalan satu-satunya membuat mereka terkenal secara instant, kaya secara instant, mengeluarkan mereka dari keterpurukan ataupun cemoohan orang-orang. Coba deh liat alasan para peserta ikut acara beginian ataupun betapa mereka sangat terpukul kalau tidak lolos tahapan selanjutnya. Huuuuu makin ngaco aja cita-cita generasi sekarang =))

Sebagai tontonan, bolehlah. Tapi kalau sampai tergila-gila bahkan larut dalam kesedihan karena jebolannya gak lolos, okeh.STOP WATCHING THIS KIND OF SHOW!

Thursday, August 22, 2013

BELAJAR TEORI PEMBANGUNAN DI MSP ITB

Keinginan menulis itu besar. Semua sudah terencana matang. Di Kepala. Namun akhirnya karena kemalesan dan kegemaran browsing youtube plus nonton, satu tahun lebih sudah saya tidak posting di rumah ini. Kalau alasan teman saya Awan, dia menyalahkan twitter sebagai pembunuh keinginan menulis panjang. Nggg...mungkin itu juga yang menyebabkan saya jarang posting di sini. Saya memang tweety bird. Ngetwit mulu. Tadi pagi pun posting hanya semacam ritual tahunan mengisi kekosongan di rumah ini. Mungkin postingan kedua tahun ini dapat memicu keinginan saya kembali untuk menulis dan posting tentunya. Dan semoga hal ini juga memecut saya untuk menulis tesis. Hehehe....

Sebenarnya postingan yang sekarang mungkin sebagai intermezo aja bahwa setelah saya kuliah master di Studi Pembangunan ITB, banyak hal-hal baru yang saya dapat, saya kaitkan dengan pekerjaan, dan semoga bisa saya kembangkan. Awalnya kuliah di MSP ITB tidak pernah terbayangkan. Saya selalu berpikir bahwa saya akan melanjutkan kuliah di luar negeri, Australia tepatnya, jurusan Kesehatan Masyarakat. Tapi ternyata ALLOH memutuskan lain. DIA menggariskan saya untuk di dalam negeri saja. DIA yang paling tau kemampuan otak saya. Toh kuliah di sini aja udah bikin kepala saya mau pecah.

Mau pecah tapi tetep seneng. Teman-teman banyak dan senasib alias semuanya berasal dari latar belakang S1 yang beragam. Apabila dulu saya sempat ragu saya bisa mengikuti mata kuliahnya, sekarang saya hanya bisa berserah pada kemampuan otak saya dan pengalaman bekerja yang memang sangat berguna memahami apa itu Pembangunan sebenarnya. Bukan bangun-bangun infrastruktur macam kerjaan anak Plano atau Sipil. Di MSP ITB kita diajarkan melihat Pembangunan dari sisi lain. Bahwa semuanya terintergrasi fisik maupun manusia.

Wow...intronya panjang banget ya. Okelah langsung aja saya akan mengcopy-pastekan hasil rebukan teman-teman kelompok saya; Dina, Anin, Risky, dan Hera akan tugas mata kuliah Teori-Teori Pembangunan. Isi tulisan inipun kami peroleh dari berbagai sumber.


TEORI PEMBANGUNAN - WORLD SYSTEM THEORY




  1. Pendahuluan
Teori Pembangunan adalah serangkaian teori yang digunakan sebagai acuan untuk membangun sebuah masyarakat. Ide tentang pentingnya perhatian terhadap teori pembangunan pada awalnya muncul ketika adanya keinginan dari negara-negara maju untuk mengubah kondisi masyarakat dunia ketiga yang baru merdeka yang menurut negara maju masih miskin dan terbelakang. Ada tiga Teori Pembangunan antara lain; Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan (Dependensi), dan Teori Sistem Dunia (World System Theory).
Secara umum perspektif Teori Modernisasi menyoroti bahwa dunia ketiga merupakan negara terbelakang sehingga negara maju memiliki kewajiban untuk membantu negara dunia ketiga tersebut untuk melepaskan mereka dari kemiskinan dan keterbelakangan. Tetapi ada beberapa ahli yang melihat bahwa upaya yang dilakukan negara-negara maju lebih mengeksploitasi sumber daya alam negara-negara dunia ketiga tersebut sehingga negara-negara tersebut tetap miskin.
Lalu muncul Teori Ketergantungan (Dependensi Theory) yang mengkritik Teori Modernisasi. Secara umum perspektif Teori Ketergantungan mengelompokkan negara menjadi dua yaitu Negara Sentral dan Negara Pinggiran. Negara Sentral adalah negara barat yang menguasai perekonomian dan berusaha menjaga surplus ekonomi mereka yang berasal dari Negara Pinggiran (negara dunia ketiga). Melihat keadaan seperti ini maka para ahli Teori Ketergantungan mengatakan bahwa negara-negara pinggiran harus dapat melakukan industrialisasi yang dimulai dari industri substitusi impor. Atau dengan kata lain dapat berdiri sendiri dan memanfaatkan sumber daya negara sendiri.
Teori Sistem Dunia (World System Theory) muncul tahun 1970an oleh pemikiran Immanuel Maurice Wallerstein yang mengkritik Teori Ketergantungan. Berikut adalah latar belakang dan penjelasan mengenai World System Theory.

  1. Latar Belakang World System Theory
World System Theory adalah multidisiplin ilmu dengan pendekatan sejarah dunia dan perubahan sosial. Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Immanuel Maurice Wallerstein pada tahun 1974 yang berpendapat bahwa pembangunan itu adalah suatu sistem global bukan sistem negara (atau bangsa). Setiap kondisi dan prospek mengenai pembangunan suatu negara yang paling utama dibentuk oleh penerapan proses ekonomi dan hubungan timbal balik pada skala global tidak hanya di satu negara saja.
Wallerstein lahir di New York pada tahun 1930. Setelah mengikuti konferensi pada tahun 1951, ia mulai fokus mengkaji masalah post kolonialisme di Afrika. Dan pada tahun 1970an ia menyatakan dirinya adalah ahli sejarah pada teori ekonomi kapitalis pada level makro. Kritik-kritik awalnya adalah mengenai kapitalisme global dan pergerakan anti-sistemik membuat dia memperhatikan pergerakan anti globalisasi dengan orang-orang selain akademisi bersama dengan Noam Chomsky dan Pierre Bourdieu.
Teori yang dirumuskan oleh Wallerstein lahir dengan cara menyerap intisari dan pola pikir dari beberapa pemikir terdahulu, seperti :
1.     Karl Marx
Yang mana dia menekankan pada faktor ekonomi mendasar dan dominasi idelogisnya dalam politik global serta pemikiran ekonomi seperti ide dikotomi antara modal dan tenaga kerja. Pandangan mengenai perkembangan ekonomi dunia yang melalui tahapan seperti feudalisme dan kapitalisme, akumulasi modal, dialektika dan lain-lain.
2.     Fernand Braudel
Dia adalah Direktur sekolah Anneles di Paris tempat dimana Wallerstein pernah tinggal beberapa saat di sana. Pada saat itu Paris merupakan pusat radikalisme politik dan intelektual antara masyarakat Afrika, Asia dan Amerika Latin yang menjadi penentang utama liberalisme Amerika.
3.     Depedency Theory (Teori Ketergantungan)
Teori ini menyatakan bahwa perekonomian suatu negara dibentuk oleh posisi mereka di dalam sistem dunia. Hal yang paling utama terkait dengan teori ini adalah pembagian negara-negara di dunia menjadi Negara Pusat(core) dan Negara pinggiran (periphery). Inilah cikal bakal pembagian status negara dalam pemikiran World System Theory.
Munculnya Wallerstein dengan World System Theory merupakan  reaksi terhadap Teori Ketergantungan yang ada. Teori ketergantungan tersebut tetap tidak bisa menjelaskan  gejala pembangunan di Dunia Ketiga seperti di; Jepang, Korea Selatan, Hong Kong, Singapura. Yang dijelaskan hanyalah gejala terjadinya keterbelakangan saja. Selain itu juga dikarenakan beberapa peristiwa yang menandakan robohnya hegemoni politik Amerika Serikat, seperti adanya inflasi dan stagnasi ekonomi di Amerika tahun 1970an.
Wallerstein mengelompokkan negara dari sistem pembagian negara di Teori Ketergantungan, dengan menambahkan kelompok Negara Semi Pinggiran (Negara: Sentral, Semi Pinggiran, Pinggiran). Perbedaan inti dari ketiga kelompok negara tersebut adalah kekuatan ekonomi dan politik dari masing-masing negara. Negara yang bisa mengambil keuntungan paling banyak disebut sebagai Negara Sentral karena kelompok ini bisa memanipulasi sistem dunia sampai batas-batas tertentu, selanjutnya Negara Semi Pinggiran mengambil keuntungan dari Negara Pinggiran yang merupakan pihak yang paling banyak disekploitir.

  1. Konsep World System Theory
Menurut Wallerstein, kelompok negara-negara tersebut bisa naik dan turun status. Status pada negara-negara ini bisa saja berubah sesuai dengan siklus Kondratieff yang sangat ditentukan oleh perkembangan ekonomi negara tersebut. Fase-fase pada siklus Kondratieff diantaranya :
  1. A-phase, keadaan dimana suatu negara berada di level atas, mengalami ekspansi ekonomi, profitabilitas tinggi, dipengaruhi inovasi teknologi dan beberapa regulasi tertentu.
  2. B-phase, ketika suatu negara mengalami penurunan ekonomi, stagnansi, deflasi harga, dan penurunan profit.
  3. Inter-cycle transition phase, yaitu fase pergantian atau transisi keduanya dimana suatu negara dapat memilih akan berada pada fase A atau B tergantung kekuatan ekonominya.

Perkembangan sebuah Negara yang dapat mengalami perubahan status inilah yang menunjukan teori ini mendukung Kedinamisan untuk terjadinya perubahan status suatu negara. Tidak seperti Teori Modernisasi ataupun Teori Ketergantungan yang secara umum terlihat bahwa perubahan suatu negara itu selalu linier.
Setiap negara memiliki sumber daya yang unik atau berbeda dengan negara lainnya. Tetapi secara umum setiap negara memiliki sumber daya berupa ilmu pengetahuan di tiap warga negaranya, sumber daya alam, modal berupa uang dan penguasaan teknologi pada mesin-mesin sederhana ataupun modern. Sumber-sumber tersebutlah yang akan menentukan perubahan status negara. Berikut adalah gambaran sumber-sumber perubahan tersebut :
  1. Ilmu pengetahuan, mendorong munculnya ide-ide baru untuk meningkatkan  kapasitas  produksi dan produktifitas tenaga kerja.
  2. Komoditas dalam negeri seperti bahan baku untuk memproduksi kebutuhan sendiri.
  3. Moneter (uang) berupa modal dalam negeri dari para usahawan untuk berusaha memperkuat usaha industri sehingga dapat melakukan usaha sendiri atau dapat menjadi mitra usaha perusahaan multinasional.
  4. Mesin-mesin modern agar industrialisasi dalam negeri berjalan.

Setiap negara baik itu Negara Sentral, Negara Semi Pinggiran maupun Negara Pinggiran dapat dan berhak mengalami perubahan status sesuai Siklus Kondratieff. Perubahan status yang disebutkan di atas adalah keadaan dimana Negara Pinggiran dapat merubah statusnya yaitu menjadi Negara Semi Pinggiran apabila ia dapat menerapkan strategi pembangunan, yaitu strategi menangkap dan memanfaatkan peluang, strategi promosi dan strategi berdiri diatas kaki sendiri. Sedangkan  Negara Semi Pinggiran dapat merubah statusnya menjadi Negara Sentral bergantung pada kemampuannya melakukan perluasan pasar serta penerapan teknologi modern, kemampuan bersaing di pasar internasional melalui perang harga dan kualitas. Dan sebaliknya Negara Sentral dapat turun statusnya menjadi Negara Semi Pinggiran bahkan Negara Pinggiran apabila terjadi ketidakstabilan ekonomi dan politik.
Secara lebih jelas Wallerstein menyebutkan beberapa strategi kenaikan status negara-negara tersebut :
  1. Menangkap dan memanfaatkan kesempatan untuk membuat barang industri
Karena dinamika yang terjadi pada sistem perekonomian dunia, pada suatu saat harga komoditi primer menjadi murah sekali sebaliknya barang industri menjadi mahal, Negara Pinggiran tidak lagi bisa mengimpor barang-barang industri dari Negara Sentral sehingga mau tidak mau Negara Pinggiran harus berani untuk  melakukan substitusi impor sendiri. Tindakan seperti inilah yang membuat Negara Pinggiran tidak lagi banyak bergantung kepada Negara Sentral. Selain memenuhi kebutuhannya sendiri, Negara pinggiran juga dapat memulai untuk mengekspor barang-barang industri ke negara lain. Hal inilah yang memungkinkan Negara Pinggiran naik status menjadi Negara Semi Pinggiran. Atau misalnya Negara Semi Pinggiran yang memanfaatkan penerapan teknologi modern untuk dapat memproduksi barang yang bisa bersaing dengan produksi Negara Sentral. Apabila Negara Semi Pinggiran dapat bersaing di pasar internasional, maka bukan mustahil statusnya akan berubah menjadi Negara Sentral.

  1. Membuka diri untuk menjadi mitra usaha
Perusahaan-perusahaan multi raksasa di Negara Sentral perlu melakukan ekspansi ke luar. Maka diciptakanlah perusahaan-perusahaan multinasional yang membutuhkan mitra usaha di Negara pinggiran. Akibat dari perkembangan ini muncullah industri-industri di Negara Pinggiran untuk menjalin kerjasama dengan persahaan multinasional tersebut. Proses seperti inilah yang jelas dapat meningkatkan status Negara Pinggiran menjadi Negara Semi Pinggiran.

  1. Negara menjalankan kebijakan untuk memandirikan Negaranya
Negara Pinggiran bisa saja membuat sebuah konsep untuk melepaskan diri dari eksploitasi Negara Sentral. Kalau berhasil, tindakan melepas diri bisa menaikkan staus Negara Pinggiran menjadi Negara Semi Pinggiran. Tetapi semua itu masih bergantung pada kondisi sistem dunia yang ada, apakah negara tersebut mencoba untuk memandirikan negaranya atau tidak.

Strategi-strategi perubahan tersebut akan dapat berjalan apabila para pelakunya secara sadar bekerja sama menjalankannya. Para pelaku perubahan tersebut adalah :
1.    Pemerintah, sebagai penentu kebijakan kemandirian ekonomi. Dengan dukungan Pemerintah masing-masing negara, maka upaya memandirikan dan memajukan negara akan dapat membantu merubah status negaranya.
2.    Industri-industri kecil dan menengah di Negara Pinggiran dan Negara Semi Pinggiran. Elit ekonomi dalam negeri berperan penting untuk menciptakan industri-industri kecil.
3.    Perusahaan multinasional dari Negara Sentral yang menjalin kerjasama dengan industri kecil dan menengah di Negara Pinggiran dan Negara Semi Pinggiran.

  1. KESIMPULAN
Dapat diambil kesimpulan bahwa World System Theory yang diusung oleh Wallerstein banyak didasari dari Teori Ketergantungan. Secara umum World System Theory menyatakan bahwa dinamika sistem dunia membagi negara-negara ke dalam beberapa kelompok yang saling berhubungan satu sama lainnya, yaitu Negara Sentral, Negara Semi Pinggiran, dan Negara Pinggiran. Menurut Wallerstein kapitalisme global selalu memberikan peluang bagi negara-negara yang ada untuk naik ataupun turun kelas. Hal ini dapat terjadi apabila negara-negara tersebut dapat memanfaatkan kesempatan dalam sistem perekonomian dunia, membuka diri dengan promosi untuk menjadi mitra usaha perusahaan multinasional yang didirikan oleh Negara Sentral di negaranya, dan juga adanya dukungan pemerintah agar Negara Semi Pinggiran ataupun Negara Pinggiran dapat memandirikan negaranya. Hal ini tentu dapat berhasil apabila adanya kesiapan perekonomian, kesiapan teknologi industri, kestabilan politik, dan juga disiplin kerja.

E.   DAFTAR PUSTAKA
1.    Desai, V dan Potter, R.B. 2002. The Companion to Development Studies. Arnold Publisher. New York.
2.    Budiman, Arief. 2000. Teori pembangunan Dunia Ketiga. Gramedia Pustaka utama. Jakarta
3.    Kurniawan, A. 2012. “Teori Sistem Dunia”.
      http://anggaipm2011.blogspot.com/2012/07/teori-sistem-dunia.html  (diakses tanggal 28 Juli 2012).
4.    Anonimus. “Teori Sistem Dunia Wallerstein”.
          http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2219833-teori-sistem-dunia-wallerstein/ (diakses tanggal 16 Oktober 2011).


Itulah sedikit dari ilmu yang saya peroleh berkenaan dengan studi pembangunan. Bahwa pembangunan itu bukan melulu membangun fisik, tetapi juga individu. Eh tapi ngomongin pembangunan individu belom ya? Ya nantilah ya kapan-kapan saya usahakan posting. Semoga ini juga bermanfaat. Enjoy lieurnya.