Sunday, July 31, 2011

WASPADALAH

Sebenarnya mau posting tentang ini sudah lama, tp karena pending-pending terus jadilah baru sekarang bisanya. Itu juga tampaknya tidak semua tertuang.

Copeeetttt.....Copet copeeeeetttt.....!!!!!

Teriakan itu mungkin ingin sekali saya teriakkan ketika saya hampir mengalami kecopetan. Tapi berhubung takut atau entah apa, akhirnya gk jadi deh :p

Hampir mengalami kecopetan di depan mata 2 kali. Alhamdulillah ALLOH masih melindungi saya.

Kejadian pertama sekitar tahun 2005 di blok M. Bersama sepupu niatnya dari Radio dalam naik Metromini sampai Terminal Blok M dan dari sana lanjut ke Glodok - Kota naik Trans Jakarta untuk mengambil dvd player yang saya beli yang sedang dalam tahap perbaikan. Kejadiannya pas mau turun dari Metromini. Sepupu saya di belakang saya dan entah kenapa ada laki-laki bertampang bak mahasiswa (gondrong, kacamata, ransel, kemeja + jaket) masuk terburu-buru & menghalangi jalan saya. Ketika saya memohon untuk dia turun dulu dengan maksud memberi saya jalan, dia gak mau. Keukeuh sumeukeuh menghalangi saya. Saat itu saya mengenakan postman bag yang saya letakkan di depan. Ternyata ketika mendesak-desak saya, laki-laki itu berusaha merogoh tas saya untuk mencari dompet. Alhamdulillah di saat panik itu ALLOH masih membuat saya sedikit waspada. Saya langsung tau gerak-geriknya dan saya tarik tas saya untuk saya amankan (dekap di dada). Tampaknya dia tahu kegiatannya ketahuan & akhirnya dia memberi saya & sepupu saya lewat. Alhamdulillah tas saya beserta isinya (handpone saya letakkan di kantor celana) aman. Tapi tetep kerasa dag dig dugnya. Akibatnya selama perjalanan ke Glodok dengan Trans Jakarta, perasaan was-was + stress sambil jaga sepupu saya takut terpisah.

Setelah kejadian itu, saya berusaha menghindari bus kota selalu. Untungnya saat itu saya berkantor di daerah Ciledug jadi tidak pernah naik bus alias saya pengguna angkot. Dan setelah saya pindah kerjaan dimana kerjaan selanjutnya membuat saya harus menggunakan bus, saya jadi waspada selalu. Alhamdulillah ALLOH selalu melindungi saya.

Lama sudah kejadian hanpir kecopetan itu berlalu, ternyata saya mengalaminya lagi. Kali ini kejadiannya di bus dari Tangerang menuju terminal Senen (sebrang Antrium Senen). Saya orang yang paling males ke Jakarta bermacet-macet ria dengan kendaraan pribadi dimana saya yang harus menyetir. Saat itu saya sudah memiliki kendaraan roda empat sendiri tapi kalau harus ke Jakarta, malas rasanya. Lebih baik saya duduk tenang di bus daripada stress menyetir. Kejadiannya hari sabtu ketika saya mau mengambil additional TOEFL Score yang saya titipkan ke Nia teman YISC saya. Karena kost-nya dia percetakan Negara, dia mengusulkan untuk bertemu di Atrium Senen. Saat itu kami berencana bertemu dengan teman kami yang lain yaitu Mira. Dia dari Bekasi & kami sepakat untuk bertemu di Atrium. Keadaan aman ketika saya naik bus dari rest area KM 14.5 toll Merak-Kb. Jeruk. Sampai di Grogol pun aman-aman saja, tp agak curiga ada dua laki-laki (salah satunya seperti orang mabok) langsung duduk di seblah saya. Kebetulan sesampainya di Grogol, di samping tempat duduk saya kosng (kursi 3). Mereka berdua langsung duduk di situ tapi kenapa kok duduknya mendesak saya ke jendela. Saat itu saya sok-sok super blo'on aja. Dan ketika sesampainya dia terminal Senen, lelaki yang gayanya seperti orang mabok itu menghalangi jalan saya dengan bertahan bergelayutan di depan pintu masuk dimana lelaki yang satunya lagi (tampangnya agak-agak alim dengan kemeja + ransel) mulai melakukan kegiatan terlarang. Saat itu saya memakai tas cukup besar yang dikepit di ketiak (silakan membayangkan sendiri, apsti tau deh). Tidak banyak kantong di dalamnya tapi saya isi penuh. Dasarnya dompet dan tempat hp, lalu di atasnya mukena + air zam-zam untuk Nia & Mira yang saya letakan dalam botol air mineral 250ml. Saat itu saya curiga dengan lelaki yang bergelantungan mengahalangi saya, lalu kok rasa-rasanya ada yang menarik-narik tas saya. Langsung saya tarik lagi tas saya. Saya bawa ke depan untuk saya amankan di dada dan tau apa yang saya teriakkan ke laki-laki sok alim yang mencoba mengambil isi tas saya? Saya hanya mengatakan "hey...jangan jail". Huaaaa saya langsung kabur. Berjalan sok cool (padahal hati kebat-kebit) tapi terburu takutnya mereka berdua yang gagal total mencopet isi tas saya akan mengejar saya tapi langsung merampok.

Alhamdulillah ALLOH masih membuat saya untuk tetap waspada di situasi sepanik apapun (semoga ALLOH selalu melindungi saya, amin). Saya masih dalam lindunganNYA untuk tidak di-copet-i (okeh ini bahasa apa ya?). Dan semoga ini menjadi pelajaran saya untuk selalu waspada dan tidak berpikiran kosong (apalagi mengahayal).

Kesimpulan saya terhadap dua kejadian yang saya alami, mungkin teman-teman pernah mengalami hal yang sama tapi dengan tipe pencopet yang berbeda. Tetapi saya jadi berkesimpulan bahwa setiap naik bus, pokoknya harus waspada dengan siapapun (laki-laki / perempuan) yang menghalangi jalanmu, serapih / perlente apapun dandanannya. Biasanya mereka melakukan aksinya berdua. Apabila yang menghalangi kamu itu dari depan, makan biasanya yang melakukan "kegiatan" itu dari belakang begitu juga sebaliknya. Karena dari kejadian yang pertama, adik sepupu saya mengatakan bahwa dia didorong-dorong seorang mbak-mbak dari belakang supaya kami berdua cepat turun.

Semoga bermanfaat untuk teman-teman semua. Apabila naik bus kota ataupun bus antar provinsi, hati-hati aja deh. Pokoknya himbauan bang Napi "WASPADALAH" itu emang buener. Dalam situasi sepanik apapun.

Ada yang punya pengalaman lain? Feel free to comment ^_^

MARHABAN YA RAMADHAN (2011 M)

Assalamu'alaikum Teman-teman.

Marhaban ya Ramadhan.
Di akhir Sya'ban ini, izinkan saya memohon maaf yang sebesar-besarnya baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.

Semoga bulan Ramadhan tahun ini kita menjadi lebih sabar, lebih dimudahkan oleh ALLOH SWT dalam menjalankannya, dan menjadi suci ketika dipertemukan dengan Syawal-NYA.
Amiiinnn.....

Wassalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuhu.

THERE....I'VE SAID IT!

Pernah baca artikel di Wolipop.Indo dan menemukan beberapa hal yang menohok. Secara tidak langsung selama ini saya tidak jujur pada diri sendiri. Terlalu sering mencari pembenaran. Banyak followers (di twitter) saya yang sudah menebak saya pasti menyukai “dia yang namanya tidak boleh disebutkan”, dimana diri saya sendiri selalu denial dan mengatakan dengan pasti dan sok-sok tersenyum “Saya tidak menyukainya seperti itu. Dia teman saya. Tidak lebih. Tidak lebih dari teman baik”.

Cerita ini mungkin pernah saya singgung di beberapa postingan saya tahun lalu. Saya kenal dia sudah lama. Dari tahun 2005. Tapi baru kembali dekat dan cukup intens berkomunikasi setelah saya memiliki gadget yang mengklaim produknya super canggih gitu, blackberry. Berawal dari chat YM, beberapa kali sms, dan telpon. Semua berlangsung selama tahun 2010. Tapi sekarang sudah cukup jarang. Bahkan saya hampir tidak tahu apa saja kesibukannya dia sekarang. Hanya bisa menebak-nebak jam dia bangun, ke kantor, pulang kantor, nyampe kost, pulang ke Bdg. Yap...hanya itu. Menebak-nebak.

Mungkin karena sudah sering dengan komunikasi seperti itu saya jadi merasa “nyaman” dengan dia. Sampai akhirnya baru beberapa bulan belakangan ini saja saya berani mengakui (tidak kepadanya tentu saja) bahwa saya memang memiliki “rasa” itu. Dan sekarang ketika komunikasi kami sudah tidak intens lagi, saya mulai merasa kehilangan dia. Kangen dengan chat-chat kami. Kangen dengan komunikasi kami. Tapi saya tahu, saya tidak mungkin, bahkan tidak boleh untuk mengatakan itu kepadanya. Sama aja cari mati. Well, he’s unreachable person. He love someone-else. And me, just a fool person who love someone whose forbiden to be loved (okeh mulai lebay).

Saya bukan peramal yang bisa mengetahui isi kepalanya. Saya juga bukan seseorang yang berani untuk mengatakan segala isi hati ini kepada dia karena saya tidak mau merusak hubungan ini. Pertemanan ini tidak perlu rusak hanya karena “mulut besar saya kan?!”. Tapi ada seorang teman yang tampaknya bisa (atau hanya perasaan saya saja) membaca bahwa dia pasti tahu perasaan saya ini. Kata teman saya, ini terlihat jelas dari beberapa postingan saya untuk dia (meski saya tidak pernah menyebutkan namanya), beberapa twits saya di twitter yang kelewat batas curcolnya tentang dia, dan terkadang ada beberapa lagu yang pernah saya posting diperuntukkan kepadanya. Kata teman saya lagi, meski saya merasa yakin bahwa dia tidak akan pernah usil ngubek-ngubek beberapa postingan saya yang mensinyalir tentang dia atau membaca twits saya, tapi dia pasti tahu perasaan saya ini, hanya saja dia cukup diam dan pura-pura tidak tahu. Mungkin untuk menjaga pertemanan ini juga.

Hmm...jikalau memang dia mengetahui perasaan saya ini dan itu memang mungkin karena ketidak-intens-an dia di dunia maya dan dia sudah jarang menghubungi saya, meskipun ketika sesekali saya menelpon dia, pasti tetap dia meladeni saya bahkan sampai 1jam-an telponnya (maaf dan makasih banyak ya a’) padahal dia pernah bilang ke saya “saya bukan tipe orang yang suka berlama-lama bertelponan”. Atau ketika saya ke Jakarta (untuk diperjelas, saya bangga tinggal di Kota Tangerang), pasti saya berusaha untuk bertemu dengannya meski terkadang dia sangat sulit untuk ditemui. Entah menghindar atau sangat sibuk (beda tipis dah perbedaannya), pokoknya saya sangat ingin (harus) bertemu dengannya. Berdua saja (gila, makin gawat inih). Karena setelah saya bertelpon-telpon ria dengannya atau setelah saya bertemu dengannya meski hanya 40 menitan (kok lamaan di telpon daripada ketemuan?), saya sangat bahagia (kerusakan otak stadium 1).

Ada saat-saat saya sangat galau dengan perasaan saya ini. Banyak yang mengatakan saya cukup bahkan sangat bodoh menyukai orang yang jelas-jelas tidak akan membalas dengan cara yang sama (to be honest, nobody knows what exactly happen between me and him, just my feeling to him that they knows). Kalaupun ada yang menebak-nebak tentang siapa orang yang sering saya singgung dalam twits saya, pasti mereka hanya mengatakan “ya ampyun, masih aja suka ama orang itu?” “gak capek apa lo memendam perasaan itu?” “bodoh amat sih lo”. Hmmm...baiklah saya terima saja. Toh memang itu kenyataannya. Saya bersedia menanggung segala resiko akan perasaan saya ini. Toh yang sakit saya juga. Tentu saya berusaha tidak membuat orang lain sakit (maaf ya kalu emang ada yang sakit hati akan perasaan saya ini). Dari awal saya tahu konsekuensinya. Yah...saya memang bodoh. Cinta itu terkadang membuat orang menjadi semakin bodoh.

Beberapa kali saya berusaha mengurangi rasa “ketergantungan” saya terhadapnya (looks like I already being addict by him). Berusaha untuk tidak menghubungi dia baik melalui ym, sms, ataupun telpon. Pernah saya menghitung sampai berapa lama saya tahan akan itu? Paling lama adalah 15 hari dan jreng jreng jreng ... dia yang memulai perbincangan, dan runtuhlah pertahanan saya (sok lebay). Meski hanya sekedar “buzz” di ym tapi itu sudah cukup bikin hati saya jungkir balik (okeh ini salah buesaaarrrr). Kalau sudah sampai pada titik saya marah, cemburu, atau merasa dikucilkan olehnya (secara tidak langsung tentu saja), saya akan melakukan metode itu. Lebih baik saya menghindari dia daripada saya marah-marah ke dia.

Dia hidup di lingkungan yang banyak dikelilingi oleh wanita. Mungkin banyak teman-temannya atau sahabat-sahabatnya (saya mungkin bukan sahabatnya) yang nota bene adalah wanita, dan tentu saja ini yang membuat saya tambah merasa di-biasa-kan olehnya. Tapi apa mau dikata. Toh saya bukan siapa-siapa dia selain HANYA teman. Dia mungkin sangat tahu bagaimana memperlakukan wanita. He’s some kindda womanizer, yet cool person. Tapi saya ingin lebih. Saya ingin menjadi yang special (meski dia sudah memiliki seseorang yang special). I just don’t wanna be “just friend”, at least i’m being his special friend. Pernah saya ingat dalam satu perbincangan kami di telpon dan ujung-ujungnya saya secara tidak sengaja mengatakan :
Saya... “Terima kasih ya sudah banyak membantu. Sudah mau mendengarkan keluh kesah aku. Hmm...kamu sudah membuat aku nyaman untuk menceritakan semua permasalahanku. You make me very convenient and you can do the same thing to me. You like my big brother. Just that. Gak bisa lebih dari itu.”
Dia... “iya. Jangan bilang gak bisa.”
Hhh....andaikan dia tahu saat itu kata-kata yang dikeluarkannya itu telah membuat saya melayang tinggi. Tapi ketika saat itu jgua saya menyakinkan diri untuk sadar, kembali saya terhempas ke bumi.

Ketika menuliskan draft postingan ini (gila, ginian aja pake draft), keadaan hati saya kembali menggalau. Sudah beberapa kali saya ke Jakarta dalam rangka kerja tapi ketika saya ke Jakarta ini selalu saya sempatkan sebelumnya untuk mencocokan jadwal dengannya supaya saya bisa bertemu dengannya, dan.....tetap saja dia sulit untuk ditemui. Sangat sibuk dengan pe’er dan pekerjaannya (very dedicated worker, and i’m very appreciate him by that). Seharusnya saya mengatakan bahwa saya ingin bertemu dengannya pada saat after work tapi tetap saja gagal total. Pernah suatu kejadian ketika saya mengajaknya untuk bertemu dan dia mengatakan “maaf saya sudah membuat janji”. OK. Saat itu benar-benar membuat saya sangat sedih atau sakit hati atau apalah you name it. Ketika dia menjelaskan karena mau farewell dengan beberapa sahabatnya yang akan pergi dan tentu dia ingin menghabiskan masa-masa terakhir dengan mereka, baiklah saya hanya bisa bersabar. Lho...apalagi yang bisa saya lakukan? Saya toh bukan siapa-siapa dia seperti yang saya utarakan di atas tadi. Saya toh tidak mungkin marah kepadanya. Apa hak saya? APA? (*sambil marah + memendam hasrat ingin nangis). “baiklah” kata saya dalam hati. Maybe someday. Who knows.

Yap. Sudah sering saya mencoba membuat janji bertemu dengannya akhir-akhir ini dan tentu berakhir dengan kegagalan. Meski dia pernah mengatakan bahwa: “nantilah ya kita buka bareng. Suatu hari di bulan Ramadhan”, dan tentu saja saya sangat menantikan hari itu. Atau pernah dia mengatakan “kita lihat minggu depan ya”, ini ketika saya mengajak dia nonton karena saya sudah mulai bosan. Tapi apa yang terjadi? Yang bisa saya lakukan sekarang hanya tertawa terbahak-bahak menertawakan kebodohan saya mempercayainya. Padahal dia pernah menyinggung dalam postingannya “jangan pernah mempercayai manusia”. Puncaknya adalah ketika 2 hari yang lalu saya sms dia karena saya sangat ingin ngobrol dengannya dan memang saat itu dia sedang menyetir. Namun setelah itu tidak ada sms lanjutan dari dia apakah dia sudah sampai, atau dia sudah bisa terima telpon atau apa, pokoknya saya di-gantung-kan dengan menanti sampai jam 11pm. Dan ketika saya menelpon dia jam 11-an pm itu, dia tentu saja (aneh sih karena dia seperti makhluk nokturnal) sudah tidur. Lalu keesokan malamnya saya kembali “nekatz” langsung telpon saja dan dia sedang “farewell” salah satu sahabatnya yang nota bene teman saya juga. Saat itu saya sangat kecewa besar, meski dia sudah mengatakan “kemaren maaf ya saya sudah tidur”, tapi.... Cukup sudah. 20 detik saja saya telpon dan langsung saya tutup telponnya. Kekanak-kanakan? Mungkin, tapi saya tidak mau marah padanya saat itu. TIDAK. TITIK!

Tampaknya masalah semua berpusat dari saya, dimana saya sendiri yang membuat masalah itu timbul. Pikiran-pikiran saya yang membuat semua masalah ini timbul. Catur pernah mengatakan kepada saya, “kalau ada masalah, ya mbok ya dibicarakan. Jauh di mata bukan berarti tidak berteman lagi kan. Jangan rusak pertemanan hanya karena miskomunikasi”. Tapi entah kenapa kalau saya harus mengatakan semuanya ke dia, itu sepertinya tidak mungkin. Entah saya tidak berani menanggung resiko atau menghadapi reaksinya terhadap pengakuan saya atau saya takut dia akan menjauh dari saya. Saya sayang dia, dan saya tidak mau kehilangan dia.

Seberapa besar rasa khawatir saya takut kehilangan dia? Sangat besaaaaaaaaaarrrrrrrrrrr.................
Kalau hari jum’at malam atau minggu malam saya baca twits dari TMC tentang lalu lintas tol Cipularang dan ada kejadian kecelakaan, langsung saya “dag dig dug”. Apabila saya seperti menjauh dari dia, saya takut dia akan menjauh juga dari saya (tp langsung lega ketika dia nge-buzz ym saya lagi). Ya. Saya memang takut kehilangan dia.

Sekarang ini yang sangat saya inginkan adalah:
1. Hangin’ around with him
2. Watching movie or show with him
3. Pergi ke planetarium di TIM (dulu dia pernah ngajak saya ke sini, tp saya batalkan. Gk mungkin kan pake seragam pemda ngayap ke Planetarium)
4. Pergi ke curug di Ciawi (tempat dia pernah melarikan diri dari kepenatan + stress)
5. Pergi ke Rengasdengklok (soalnya kita pernah saling penasaran waktu saya nebeng dia ke BDG)
6. Buka puasa bareng
7. Apapun pokoknya spend a day (everyday) with him (ini super duper gawat, kerusakan otak stadium 3)

Tapi ada juga yang saya inginkan lainnya :
1. Kembali ke masa saya tidak pernah mengenal dia
2. Kembali ke masa tidak pernah bertemu dengannya
3. Kembali ke masa tidak pernah dekat dengannya
4. Melupakan perasaan sangat sangat sangat menyukainya
Kenapa saya menginginkan ini? Karena saya tahu, saya sudah menyakiti banyak orang. Saya menyakiti diri saya sendiri dan mungkin juga secara tidak langsung saya menyakiti dia. Tapi.......saya sayang dia. Saya tidak ingin kehilangan dia. Bagaimana donk?

There...I’ve said it what my feeling about u my bro.

Tuesday, July 12, 2011

UNFORGETABLE SOUL TRAVEL

Kenapa ini saya katakan sebagai "Unforgetable Travel" karena ini salah satu perjalanan yang sangat saya idam2kan. Umroh (someday Haji).

Tahun 2007 diajak oleh Fifi tp karena waktu itu baru masuk kerja di HSBC jadilah saya belom mendapatkan cuti. Tertunda...

Tahun 2008 kembali diajak oleh Fifi lagi dan kembali saya baru masuk di B&P, jadilah saya belum bisa mengajukan cuti. Tertunda...

Tahun 2010 akhir mb Anna (TPG PKM Cibodsari) mendapatkan hadiah dari Pak Walikota TNG; WH karena dia mendapatkan juara k-2 lomba TPG Teladan se-Provinsi Banten. Waktu itu belum ada kepikiran sama sekali untuk ikutan. Bahkan sampai bulan yang ditentukan pun saya hanya berusaha nitip do'a aja. Lalu entah dapet ide drmn, mungkin karena sangat ingin memohon sesuatu kepadaNYA sehingga ditempat manapun saya ingin sekali mencoba. Apalagi di tanah suci Mekkah & Madinah yang disinyalir merupakan tempat yang paling banyak di ijabah do'a2 kita, saya pun ingin mengusahakan ke sana.

Setelah izin dan sedikit perdebatan dengan ortu, akhirnya saya menetapkan untuk berangkat Umroh dengan mb Anna menggunakan travel yg digunakan mb Anna. Waktu itu direncanakan bulan Mei akhir. Tapi ternyata diundur tgl 2 Juni 2011. Alhamdulillah saya berangkat juga tgl 2 Juni 2011.

Ini dia foto saya dan kedua ortu sebelum saya check ini di imigrasi dan boarding.



9jam di burung besi. OMG...mati gaya. klu gk baca2 brosur, baca2 bahan (do'a2) ibadah umroh. Tidur. Makan. Tidur lagi.

Berangkat jam 13.30 dari Bandara Soekarno Hatta dan nyampe di Bandara King Abdul Azziz - Jeddah jam 18.00 (masih terang). Sekedar informasi, perbedaan waktu antara Indonesia dengan Mekkah adalah 4jam dimana Mekah 4jam lebih dulu. Jadi pas nyampe itu sudah jam 22.00 di Indonesia.

ini baru nyampe bandara King Abdul Azziz - Jeddah tapi khusus area jemaah Haji siap2 nunggu di imigrasi


Setelah lepas dari imigrasi dan baggage claim, kita langsung melanjutkan perjalanan darat (by bus) ke Madinah. Perjalanan memakan waktu antara 4-6 jam. Jadi tadi sebelum boarding, saya menjamak sholat Dhuzhur & Azhar di Indonesia. Lalu setelah sampai di Arab, sholat Maghrib & Isya pun saya jamak di perjalanan menuju Madinah. Akhirnya setelah 9jam + 6jam perjalanan, sampai juga di hotel Dallah Tayibah depan Masjid Nabawi - Madinnah. Hotelnya tidak terlalu jauh dari masjid Nabawi jadi sangat memudahkan saya & mb Anna. Oh ya, kami semua 1 travel ada 73 orang termasuk travel assistant dari Malika Travel. Tp klu ke masjid / belanja2 di pasar sekitar masjid saya lebih sering berdua dengan mb Anna. InsyaALLOH aman, meski saya sekamar 3 orang.

ini foto2 di Madinnah






Kamis berangkat dari Indonesia. Jum'at sampai minggu siang di Madinnah. Sholat Dzuhur & Ashar kembali di Jamak sebelum berangkat. Lalu sorenya itu kita langsung berangkat ke Mekah untuk pelaksanaan Umroh. Miqot di Bier Ali. Perjalanan kurang lebih 4 jam. Selama perjalanan ke Mekkah karena kita udah mandi sunnah Umroh jadi harus tetap menjaga kesucian sunnah Umroh.

Sampai di Mekkah malam sekitar Isya. Langsung masuk hotel u/ makan dan melaksanakan sholat Isya & Maghrib yg kembali di jamak. Ini dikarenakan kalau sudah memasuki Masjidil Haram & kita sudah niat Umroh, hal pertama yg dilaksanakan adalah melaksakan ibadah umroh secara berurutan. (1) Tawaf - mengelilingi Ka'bah 7x dengan bahu kiri menghadap Ka'bah, (2) Sa'i - berlari kecil 7x dari bukit Shofa & berakhir di bukit Marwah, (3) Tahalul - menggunting 3 helai rambut. (4) tertib - selesai.

Itulah urutan2 sunnah Umroh yang menjadi wajib dilaksanakan. Kalau ibadah Haji ada beberapa proses lainnya yang harus dikerjakan. Untuk ibadah Umroh ini hal yang harus diperhatikan adalah Miqat. Yaitu tempat dimana kita mengawali (berniat) umroh dengan memakai pakaian ihram tentunya klu gk salah y). Ada beberapa Tempat Miqat yang umumnya adalah masjid besar. Tapi kemarin itu saya melaksanakan hanya 3x Umroh (untuk pribadi, untuk ayah & untuk ibu), jadi Miqatnya juga hanya di 3 tempat yaitu Bier Ali, Jaronnah & haduh lupa euy :p

saya tidak banyak mengambil foto tapi ini beberapa foto di Mekah












Yah itulah sebagian foto2 perjalanan saya Umroh. Masih banyak yg lain tp cukup yg ini saja yg saya perlihatkan :p

Setelah 3 hari di Mekah, saya siap2 pulang tapi bermalam dulu di Jeddah. Hanya semalam setelah itu terbang dari Mekah tapi transit di Riyadh. Barulah 9jam kemudian saya sampai di Indonesia. Jum'at maghrib saya sampai dengan alhamdulillah selamat.

Sekarang saya kangen untuk kembali k sana. Suatu saat saya akan kembali. InsyaALLOH.

Next trip? Malaysia - Singapore - Australia ^_^ woohoo

Monday, July 04, 2011

ANOTHER DEDICATED SONG FOR MY BRO





This song i found in Sammy's Adventure cartoon movie. The movie is so so...but this song is really represent Sammy's feeling about his friend's Ray or vise versa.
and now I wanna dedicated this song for my bro who always be there for me (even though not exactly like the lyric) and hoping that I can be the person who he can count on to.



COUNT ON ME (by Bruno Mars)


If you ever find yourself stuck in the middle of the sea
I'll sail the world to find you
If you ever find yourself lost in the dark and you can't see
I'll be the light to guide you

Find out what we're made of
When we are called to help our friends in need

[Chorus]
You can count on me like 1, 2, 3
I'll be there
And I know when I need it
I can count on you like 4, 3, 2
And you'll be there
'cause that's what friends are supposed to do oh yeah
ooooooh, oooohhh yeah yeah

[Verse 2]
If you're tossin' and you're turnin
and you just can't fall asleep
I'll sing a song beside you
And if you ever forget how much you really mean to me
Every day I will remind you

Find out what we're made of
When we are called to help our friends in need

[Chorus]
You can count on me like 1, 2, 3
I'll be there
And I know when I need it
I can count on you like 4, 3, 2
And you'll be there
'cause that's what friends are supposed to do oh yeah
ooooooh, oooohhh yeah yeah

You'll always have my shoulder when you cry
I'll never let go
Never say goodbye

[Chorus]
You know you can count on me like 1, 2, 3
I'll be there
And I know when I need it
I can count on you like 4, 3, 2
And you'll be there
'cause that's what friends are supposed to do oh yeah
ooooooh, oooohhh

You can count on me 'cause I can count on you



There u go. This song by Bruno Mars and in the end I'm not just dedicated for my bro but for all of my friends. But well, especially for my bro ^_^