This words were taken from a comercial on tv. It said by a kid & somehow it's affect me. Can I enjoy the life like this? Is this the way how life should be so I can live my life happyly? Or maybe You guys decide. Does this affect You to?!?
I want to live my life to the absolute fullest.
To open my eyes to be all I can be.
To Travel the roads not taken, to meet the faces unknown.
To Feel the wind, to touch the stars.
I Promise to discover my self.
To stand tall with greatness.
To chase down and catch every dream.
LIFE IS AN ADVENTURE
Saturday, March 19, 2011
Friday, March 11, 2011
KEPADA SEORANG SAHABAT, TERTULIS SURAT INI
Sepenggal kisah dimasa lalu....ada orang yang singgah dalam hidupmu... dan kau melupakannya begitu saja...ada orang yang sempat singgah dan menetap... dan dia memberi kesan yang cukup dalam... dia yang telah merubahmu menjadi seperti sekarang....., maka kepada seorang kawanlah tertulis surat ini
Setelah kita bertemu, seperti biasanya.
Tiada yang berubah seperti layaknya hari ini
Kau selalu memahamiku secara tepat.
Jikalau boleh berucap, maka asumsi itulah yang membuatku harus melepas dirimu
Ataukah sebaiknya kubuat itu menjadi gambaran,
tentang semua hal yang pada mulanya tak mungkin…?
Atau…kau hanya mitos yang dapat kubaca dalam rangkaian kata-kata…?
Hhh..seringkali kuharap begitu
Owh..memang aneh mungkin menjadi seperti kita.
Kau ada dalam pikirku, tetapi tidak di hatiku
Tentunya ada gejolak kecil ketika hatiku menginginkan kau ada
Sedang hati dan pikir kita ada dalam sebuah konstruksi yang kompleks.
Kita tak lagi dapat memenangkan ego semata.
Aku menangis tersedu kala itu..
sekalipun tangis itu sama sekali tidak berbekas
ketika aku larut dalam riuh-rendah peluhku sendiri
Namun, ketika aku berkata padamu
Ini adalah hasil perenungan teragungku
Dan aku kehilangan kata-kataku…
Aku sungguh tak berhak kecewa isyarat Tuhan
Setelah itu aku tak lagi menangis, hanya saja binar mataku masih sayu
Cinta bagiku tidak lagi lateral, bukan?
Rasa cintaku tak seperti piknik dengan balon udara
Kau ada dalam pikirku, mungkin aku ada dalam pikirmu,
namun kemudian aku merasa terlalu lancang
tuk menentukan seorang diri tentang pada siapa hati ini kan bertaut
Batas nalar dan hati begitu tipis adanya.
Jadilah aku seperti Anna yang teramat menyadari cintanya pada Raja.
namun ia memilih menyimpan cinta di sebuah palung jiwa…
dimana ia sembunyikan sedikit perih sebab terkadang
kita harus punya ruang yang cukup besar untuk cinta yang lain
Kita harus membumikan persepsi kita tentang proporsi sebuah cinta…
Toh teramat cukup jika Tuhan dan alamNya ini menjadi penyaksi.
Picik bukan jika aku pikir akhir semua kisah adalah penyatuan? …
Bahagia tidaklah sesempit itu.
Kau percaya kan .. aku akan jauh lebih tegar dari Anna…?
dan kau pun akan lebih tangguh dari sang Raja
Adanya udara yang memenuhi langit kita :
langitku dan langitmu, sudah cukup membuat kita tahu tentang ini..
tentang cinta yang ada.
Sebab cinta adalah udara yang bergerak…
Ia tidak berwujud namun terasakan…
Ini memang bukan perpisahan yang abadi, tetapi ……
jikalau esok kita berjumpa lagi, semuanya tidak lagi sama
Aku tak dapat mengiyakan ajakanmu bernyanyi bersama…
Aku tak dapat memanggilmu sesuka hatiku.
Aku tak bisa lagi menuliskan tangis dan tawaku…
Telah ada yang memilikinya, tuturku pasti…..
'
Dunia harus terus berputar.
Wajar jika seketika bergejolak.
Kau pun tahu harus kupastikan aku tetap berputar bersamanya…
Apa kata dunia, jika aku berhenti dan tersedu selamanya…?
Kau tahu itu bukan aku.
Mungkin timur terlalu panas bagi jiwa melankolik ini…
Kau, menyerulah disana
Sekali lagi,biar angin yang buat teriak kita bertemu
Hanya teriak ini yang buatku rela…
mencukupkan diri dengan cinta yang sampai di sini.
Hfffh…makin sadarku akan waktu yang begitu singkat,
makin kusadar begitu banyak kata yang belum terungkap..
atau tiada pernah mampu kuucap…
Aku ingin belajar banyak darimu
Begitu kataku dulu..
Sudahkah aku mendapat sesuatu darimu…?
Hingga nanti pun, ketika sekelibat aku ingat,
aku masih akan dapat belajar dari kenangan itu….
Semoga nanti katamu jadi nyata.
Kau bilang kelak aku akan menemukan seseorang yang membuatku mampu berteriak pada dunia.
Ada sebuah bintang datang
Menerangi hutan kehidupanku
Sinarnya tidak megah
Namun adalah harmoni baru yang memesona
Menciptakan nyanyian yang belum pernah terdengar…
Ketika cirrus dan nimbus datang sebagai petanda semesta berubah
Berbisik padaku : Ia akan pergi
Di hutan kehidupan yang lain ia kan menerangi
Tampaknya di sana ia akan tinggal lebih lama..
Hingga akhir jaman tiba
Tuhan berkata
Mungkin sembari berucap ckckckc.. padaku Ia pasti lihat aku tersedu..merengekkan inginku
Setiap hutan kehidupan memiliki bintangnya sendiri
Jadi, jangan bersedih…
Begitu banyak yang kubelum tahu
Begitu sedikit keindahan yang mampu kuterka
Seperti dia kerlip bintang yang pernah kupunya .
Copy-Paste from Mira's notes. Thanx for always give me a courage to dream but come back to reality & just listen to what i've babbling
Setelah kita bertemu, seperti biasanya.
Tiada yang berubah seperti layaknya hari ini
Kau selalu memahamiku secara tepat.
Jikalau boleh berucap, maka asumsi itulah yang membuatku harus melepas dirimu
Ataukah sebaiknya kubuat itu menjadi gambaran,
tentang semua hal yang pada mulanya tak mungkin…?
Atau…kau hanya mitos yang dapat kubaca dalam rangkaian kata-kata…?
Hhh..seringkali kuharap begitu
Owh..memang aneh mungkin menjadi seperti kita.
Kau ada dalam pikirku, tetapi tidak di hatiku
Tentunya ada gejolak kecil ketika hatiku menginginkan kau ada
Sedang hati dan pikir kita ada dalam sebuah konstruksi yang kompleks.
Kita tak lagi dapat memenangkan ego semata.
Aku menangis tersedu kala itu..
sekalipun tangis itu sama sekali tidak berbekas
ketika aku larut dalam riuh-rendah peluhku sendiri
Namun, ketika aku berkata padamu
Ini adalah hasil perenungan teragungku
Dan aku kehilangan kata-kataku…
Aku sungguh tak berhak kecewa isyarat Tuhan
Setelah itu aku tak lagi menangis, hanya saja binar mataku masih sayu
Cinta bagiku tidak lagi lateral, bukan?
Rasa cintaku tak seperti piknik dengan balon udara
Kau ada dalam pikirku, mungkin aku ada dalam pikirmu,
namun kemudian aku merasa terlalu lancang
tuk menentukan seorang diri tentang pada siapa hati ini kan bertaut
Batas nalar dan hati begitu tipis adanya.
Jadilah aku seperti Anna yang teramat menyadari cintanya pada Raja.
namun ia memilih menyimpan cinta di sebuah palung jiwa…
dimana ia sembunyikan sedikit perih sebab terkadang
kita harus punya ruang yang cukup besar untuk cinta yang lain
Kita harus membumikan persepsi kita tentang proporsi sebuah cinta…
Toh teramat cukup jika Tuhan dan alamNya ini menjadi penyaksi.
Picik bukan jika aku pikir akhir semua kisah adalah penyatuan? …
Bahagia tidaklah sesempit itu.
Kau percaya kan .. aku akan jauh lebih tegar dari Anna…?
dan kau pun akan lebih tangguh dari sang Raja
Adanya udara yang memenuhi langit kita :
langitku dan langitmu, sudah cukup membuat kita tahu tentang ini..
tentang cinta yang ada.
Sebab cinta adalah udara yang bergerak…
Ia tidak berwujud namun terasakan…
Ini memang bukan perpisahan yang abadi, tetapi ……
jikalau esok kita berjumpa lagi, semuanya tidak lagi sama
Aku tak dapat mengiyakan ajakanmu bernyanyi bersama…
Aku tak dapat memanggilmu sesuka hatiku.
Aku tak bisa lagi menuliskan tangis dan tawaku…
Telah ada yang memilikinya, tuturku pasti…..
'
Dunia harus terus berputar.
Wajar jika seketika bergejolak.
Kau pun tahu harus kupastikan aku tetap berputar bersamanya…
Apa kata dunia, jika aku berhenti dan tersedu selamanya…?
Kau tahu itu bukan aku.
Mungkin timur terlalu panas bagi jiwa melankolik ini…
Kau, menyerulah disana
Sekali lagi,biar angin yang buat teriak kita bertemu
Hanya teriak ini yang buatku rela…
mencukupkan diri dengan cinta yang sampai di sini.
Hfffh…makin sadarku akan waktu yang begitu singkat,
makin kusadar begitu banyak kata yang belum terungkap..
atau tiada pernah mampu kuucap…
Aku ingin belajar banyak darimu
Begitu kataku dulu..
Sudahkah aku mendapat sesuatu darimu…?
Hingga nanti pun, ketika sekelibat aku ingat,
aku masih akan dapat belajar dari kenangan itu….
Semoga nanti katamu jadi nyata.
Kau bilang kelak aku akan menemukan seseorang yang membuatku mampu berteriak pada dunia.
Ada sebuah bintang datang
Menerangi hutan kehidupanku
Sinarnya tidak megah
Namun adalah harmoni baru yang memesona
Menciptakan nyanyian yang belum pernah terdengar…
Ketika cirrus dan nimbus datang sebagai petanda semesta berubah
Berbisik padaku : Ia akan pergi
Di hutan kehidupan yang lain ia kan menerangi
Tampaknya di sana ia akan tinggal lebih lama..
Hingga akhir jaman tiba
Tuhan berkata
Mungkin sembari berucap ckckckc.. padaku Ia pasti lihat aku tersedu..merengekkan inginku
Setiap hutan kehidupan memiliki bintangnya sendiri
Jadi, jangan bersedih…
Begitu banyak yang kubelum tahu
Begitu sedikit keindahan yang mampu kuterka
Seperti dia kerlip bintang yang pernah kupunya .
Copy-Paste from Mira's notes. Thanx for always give me a courage to dream but come back to reality & just listen to what i've babbling
Thursday, March 03, 2011
DARI KEGALAUAN SAMPAI KENYAMANAN
Setelah mengenal jejaring sosial seperti FB & twitter, saya jadi semakin jarang sekali posting. Padahal dengan gadget yang saya miliki sekarang, sangat cukup memungkinkan untuk posting dengan mudah. Semenjak ada twitter saya jadi semakin sering berkicau di sana. FB masih ada, tapi hanya sekedar sebagai pengamat dan komentator. Tidak jarang bahkan saya sering melakukan kegiatan "bersih-bersih" di FB. Selain karena kesibukan dan kebingungan untuk memulai posting, yaaaa entahlah. Sama seperti Awan (lagi2 nama bapak ini muncul), konsep itu sudah ada. Tapi memulai untuk mencurahkan jadi sebuah karya tulis (haiyah..) sangatlah malas. Sampai akhirnya lupa sendiri mau posting apa.
Intermezo-nya tidak terlalu panjang kan, tida kseperti bapak Awan yang sanggup berlama2 dengan intermezo :p Baiklah kita mulai ngobrol ngalor ngidul aja kalo gituh. Toh ini blog milik saya. terserah dunk saya mau posting apa (mulai arogan -___-).
Jadi saya mengalami kegalauan pada tahun 2010. Mulai kembali berhubungan dengan kawan lama saya yang saya kenal dari blog. 5 Tahun sudah kita hampir hilang kontak tapi memulai kembali pertemanan dengan chat (thanx to my gadget), yah maklum aja selama kerja di JKT saya tidak memiliki akses mudah dengan internet (kasian amat dach ach). Dimana saya mulai bisa melupakan mas BEM, ingat kembali, dan sekarang menuju proses sampai HARUS MELUPAKAN untuk SELAMANYA!!!
Jadi mungkin bisa di lihat pada postingan sebelumnya bahwa saya menyukai seseorang dari masa lalu kuliah saya. Mas BEM. Saya selalu menganggap bahwa kita bisa setidaknya berteman tampaknya itu hanya omong kosong dan khayalan semata. Ketika saya berteman kembali dengan teman blog saya ini (sobat blog), saya sudah bisa melupakan mas BEM. Well, not 100% tough but good enough. Lalu sampai akhirnya saya melihat kabar itu. Dia menikah. Tidak ada air mata yang mengalir sebenarnya, tapi entah kenapa dada ini terasa sesak aja. Sedih, tapi bingung juga kenapa musti sedih? Apa karena saya tidak berjodoh dengan dia? hmmm...entahlah.
Yah pada intinya mah ketika saya sedih itu (ataupun senang) saya selalu berbagi dengan sobat blog saya ini. Hanya dengan mendengar suaranya saja itu sudah cukup membuat saya tenang. Convenience. That's what he said. Friends is someone who can make u convenience & always be there for u where-ever & whenever u needed. Saya pun bisa mencurahkan segala kekesalan saya, membahas masalah2, atau apapun juga. Mungkin berawal dari masalah yang kita miliki bersama pada awal perbincangan kita. Kenapa saya merasa dia bisa membuat saya nyaman? ya karena dia tidak ragu untuk mengatakan apa yang seharusnya dia katakan, bukan apa yang saya ingin dengarkan. Speak up just the way he is. Dia yang selalu mengatakan "saya bukan orang yang suka berlama-lama menelpon" tetap bersedia bt mendengarkan keluh kesah saya. 1 jam 25 menit. Dia masih mau stress berteman dengan saya. maaf ya ^_^ "But u know that i'll always be there for u ;)"
Jauh sebelum saya mengetahui mas BEM menikah, jauh ketika saya sudah berdamai dengan perasaan saya terhadap mas BEM, saya mulai tertarik dengannya. Well, actually i did interest on him since the 1st time i knew him. Even though it's only trough blog. Dan, itu muncul kembali ketika saya mulai dekat dengannya melalui dunia maya. Tapi lagi2 dan ini sangat krusial + digaris-bawahi, he's unreachable. He's in love with someone else. AGAIN dD???!!!
Terlihat saya seperti membohongi diri sendiri dengan kesenangan semu ini. Tapi cinta, suka, sayang itu tidak bisa memilih. Muncul dengan adanya kebiasaan. Baiklah yang saya lakukan mungkin salah. Tapi saya sendiri juga yang akan menanggung resikonya. Karena saya memang sudah tahu dari awal bahwa ini tidak akan membawa ujung yang baik apabila saya mengakuinya. Soo..himitsu ne' ;)
Untuk sekarang saya hanya bisa mengatakan bahwa saya mengaguminya, menyayanginya, menghormatinya dan dia bisa membuat saya nyaman sekaligus galau. hehehe...
Well, screw me (yeah i know that). Hope that we will always be friends or even more in the future ^_^
Smoga aja dengan kesibukannya yang makin menggila sejak akhir tahun lalu membuat dia gk mampir ke blog ini. Ya kalaupun mampir dan membaca postingan ini, saya hanya bisa berdo'a smoga kita tetap seperti biasa. Dia tetap menganggap saya adalah temannya yang .... apa ya??? ^_^
Intermezo-nya tidak terlalu panjang kan, tida kseperti bapak Awan yang sanggup berlama2 dengan intermezo :p Baiklah kita mulai ngobrol ngalor ngidul aja kalo gituh. Toh ini blog milik saya. terserah dunk saya mau posting apa (mulai arogan -___-).
Jadi saya mengalami kegalauan pada tahun 2010. Mulai kembali berhubungan dengan kawan lama saya yang saya kenal dari blog. 5 Tahun sudah kita hampir hilang kontak tapi memulai kembali pertemanan dengan chat (thanx to my gadget), yah maklum aja selama kerja di JKT saya tidak memiliki akses mudah dengan internet (kasian amat dach ach). Dimana saya mulai bisa melupakan mas BEM, ingat kembali, dan sekarang menuju proses sampai HARUS MELUPAKAN untuk SELAMANYA!!!
Jadi mungkin bisa di lihat pada postingan sebelumnya bahwa saya menyukai seseorang dari masa lalu kuliah saya. Mas BEM. Saya selalu menganggap bahwa kita bisa setidaknya berteman tampaknya itu hanya omong kosong dan khayalan semata. Ketika saya berteman kembali dengan teman blog saya ini (sobat blog), saya sudah bisa melupakan mas BEM. Well, not 100% tough but good enough. Lalu sampai akhirnya saya melihat kabar itu. Dia menikah. Tidak ada air mata yang mengalir sebenarnya, tapi entah kenapa dada ini terasa sesak aja. Sedih, tapi bingung juga kenapa musti sedih? Apa karena saya tidak berjodoh dengan dia? hmmm...entahlah.
Yah pada intinya mah ketika saya sedih itu (ataupun senang) saya selalu berbagi dengan sobat blog saya ini. Hanya dengan mendengar suaranya saja itu sudah cukup membuat saya tenang. Convenience. That's what he said. Friends is someone who can make u convenience & always be there for u where-ever & whenever u needed. Saya pun bisa mencurahkan segala kekesalan saya, membahas masalah2, atau apapun juga. Mungkin berawal dari masalah yang kita miliki bersama pada awal perbincangan kita. Kenapa saya merasa dia bisa membuat saya nyaman? ya karena dia tidak ragu untuk mengatakan apa yang seharusnya dia katakan, bukan apa yang saya ingin dengarkan. Speak up just the way he is. Dia yang selalu mengatakan "saya bukan orang yang suka berlama-lama menelpon" tetap bersedia bt mendengarkan keluh kesah saya. 1 jam 25 menit. Dia masih mau stress berteman dengan saya. maaf ya ^_^ "But u know that i'll always be there for u ;)"
Jauh sebelum saya mengetahui mas BEM menikah, jauh ketika saya sudah berdamai dengan perasaan saya terhadap mas BEM, saya mulai tertarik dengannya. Well, actually i did interest on him since the 1st time i knew him. Even though it's only trough blog. Dan, itu muncul kembali ketika saya mulai dekat dengannya melalui dunia maya. Tapi lagi2 dan ini sangat krusial + digaris-bawahi, he's unreachable. He's in love with someone else. AGAIN dD???!!!
Terlihat saya seperti membohongi diri sendiri dengan kesenangan semu ini. Tapi cinta, suka, sayang itu tidak bisa memilih. Muncul dengan adanya kebiasaan. Baiklah yang saya lakukan mungkin salah. Tapi saya sendiri juga yang akan menanggung resikonya. Karena saya memang sudah tahu dari awal bahwa ini tidak akan membawa ujung yang baik apabila saya mengakuinya. Soo..himitsu ne' ;)
Untuk sekarang saya hanya bisa mengatakan bahwa saya mengaguminya, menyayanginya, menghormatinya dan dia bisa membuat saya nyaman sekaligus galau. hehehe...
Well, screw me (yeah i know that). Hope that we will always be friends or even more in the future ^_^
Smoga aja dengan kesibukannya yang makin menggila sejak akhir tahun lalu membuat dia gk mampir ke blog ini. Ya kalaupun mampir dan membaca postingan ini, saya hanya bisa berdo'a smoga kita tetap seperti biasa. Dia tetap menganggap saya adalah temannya yang .... apa ya??? ^_^
Subscribe to:
Posts (Atom)