Sebenarnya mau posting tentang ini sudah lama, tp karena pending-pending terus jadilah baru sekarang bisanya. Itu juga tampaknya tidak semua tertuang.
Copeeetttt.....Copet copeeeeetttt.....!!!!!
Teriakan itu mungkin ingin sekali saya teriakkan ketika saya hampir mengalami kecopetan. Tapi berhubung takut atau entah apa, akhirnya gk jadi deh :p
Hampir mengalami kecopetan di depan mata 2 kali. Alhamdulillah ALLOH masih melindungi saya.
Kejadian pertama sekitar tahun 2005 di blok M. Bersama sepupu niatnya dari Radio dalam naik Metromini sampai Terminal Blok M dan dari sana lanjut ke Glodok - Kota naik Trans Jakarta untuk mengambil dvd player yang saya beli yang sedang dalam tahap perbaikan. Kejadiannya pas mau turun dari Metromini. Sepupu saya di belakang saya dan entah kenapa ada laki-laki bertampang bak mahasiswa (gondrong, kacamata, ransel, kemeja + jaket) masuk terburu-buru & menghalangi jalan saya. Ketika saya memohon untuk dia turun dulu dengan maksud memberi saya jalan, dia gak mau. Keukeuh sumeukeuh menghalangi saya. Saat itu saya mengenakan postman bag yang saya letakkan di depan. Ternyata ketika mendesak-desak saya, laki-laki itu berusaha merogoh tas saya untuk mencari dompet. Alhamdulillah di saat panik itu ALLOH masih membuat saya sedikit waspada. Saya langsung tau gerak-geriknya dan saya tarik tas saya untuk saya amankan (dekap di dada). Tampaknya dia tahu kegiatannya ketahuan & akhirnya dia memberi saya & sepupu saya lewat. Alhamdulillah tas saya beserta isinya (handpone saya letakkan di kantor celana) aman. Tapi tetep kerasa dag dig dugnya. Akibatnya selama perjalanan ke Glodok dengan Trans Jakarta, perasaan was-was + stress sambil jaga sepupu saya takut terpisah.
Setelah kejadian itu, saya berusaha menghindari bus kota selalu. Untungnya saat itu saya berkantor di daerah Ciledug jadi tidak pernah naik bus alias saya pengguna angkot. Dan setelah saya pindah kerjaan dimana kerjaan selanjutnya membuat saya harus menggunakan bus, saya jadi waspada selalu. Alhamdulillah ALLOH selalu melindungi saya.
Lama sudah kejadian hanpir kecopetan itu berlalu, ternyata saya mengalaminya lagi. Kali ini kejadiannya di bus dari Tangerang menuju terminal Senen (sebrang Antrium Senen). Saya orang yang paling males ke Jakarta bermacet-macet ria dengan kendaraan pribadi dimana saya yang harus menyetir. Saat itu saya sudah memiliki kendaraan roda empat sendiri tapi kalau harus ke Jakarta, malas rasanya. Lebih baik saya duduk tenang di bus daripada stress menyetir. Kejadiannya hari sabtu ketika saya mau mengambil additional TOEFL Score yang saya titipkan ke Nia teman YISC saya. Karena kost-nya dia percetakan Negara, dia mengusulkan untuk bertemu di Atrium Senen. Saat itu kami berencana bertemu dengan teman kami yang lain yaitu Mira. Dia dari Bekasi & kami sepakat untuk bertemu di Atrium. Keadaan aman ketika saya naik bus dari rest area KM 14.5 toll Merak-Kb. Jeruk. Sampai di Grogol pun aman-aman saja, tp agak curiga ada dua laki-laki (salah satunya seperti orang mabok) langsung duduk di seblah saya. Kebetulan sesampainya di Grogol, di samping tempat duduk saya kosng (kursi 3). Mereka berdua langsung duduk di situ tapi kenapa kok duduknya mendesak saya ke jendela. Saat itu saya sok-sok super blo'on aja. Dan ketika sesampainya dia terminal Senen, lelaki yang gayanya seperti orang mabok itu menghalangi jalan saya dengan bertahan bergelayutan di depan pintu masuk dimana lelaki yang satunya lagi (tampangnya agak-agak alim dengan kemeja + ransel) mulai melakukan kegiatan terlarang. Saat itu saya memakai tas cukup besar yang dikepit di ketiak (silakan membayangkan sendiri, apsti tau deh). Tidak banyak kantong di dalamnya tapi saya isi penuh. Dasarnya dompet dan tempat hp, lalu di atasnya mukena + air zam-zam untuk Nia & Mira yang saya letakan dalam botol air mineral 250ml. Saat itu saya curiga dengan lelaki yang bergelantungan mengahalangi saya, lalu kok rasa-rasanya ada yang menarik-narik tas saya. Langsung saya tarik lagi tas saya. Saya bawa ke depan untuk saya amankan di dada dan tau apa yang saya teriakkan ke laki-laki sok alim yang mencoba mengambil isi tas saya? Saya hanya mengatakan "hey...jangan jail". Huaaaa saya langsung kabur. Berjalan sok cool (padahal hati kebat-kebit) tapi terburu takutnya mereka berdua yang gagal total mencopet isi tas saya akan mengejar saya tapi langsung merampok.
Alhamdulillah ALLOH masih membuat saya untuk tetap waspada di situasi sepanik apapun (semoga ALLOH selalu melindungi saya, amin). Saya masih dalam lindunganNYA untuk tidak di-copet-i (okeh ini bahasa apa ya?). Dan semoga ini menjadi pelajaran saya untuk selalu waspada dan tidak berpikiran kosong (apalagi mengahayal).
Kesimpulan saya terhadap dua kejadian yang saya alami, mungkin teman-teman pernah mengalami hal yang sama tapi dengan tipe pencopet yang berbeda. Tetapi saya jadi berkesimpulan bahwa setiap naik bus, pokoknya harus waspada dengan siapapun (laki-laki / perempuan) yang menghalangi jalanmu, serapih / perlente apapun dandanannya. Biasanya mereka melakukan aksinya berdua. Apabila yang menghalangi kamu itu dari depan, makan biasanya yang melakukan "kegiatan" itu dari belakang begitu juga sebaliknya. Karena dari kejadian yang pertama, adik sepupu saya mengatakan bahwa dia didorong-dorong seorang mbak-mbak dari belakang supaya kami berdua cepat turun.
Semoga bermanfaat untuk teman-teman semua. Apabila naik bus kota ataupun bus antar provinsi, hati-hati aja deh. Pokoknya himbauan bang Napi "WASPADALAH" itu emang buener. Dalam situasi sepanik apapun.
Ada yang punya pengalaman lain? Feel free to comment ^_^
No comments:
Post a Comment