Saturday, August 24, 2013

REALITY TALENT SHOW


Logo-logo di atas adalah sebagian dari beberapa reality show yang paling populer sedunia internasional lebih dari satu dekade ini. Khususnya American Idol adalah salah satu reality show terlama yang pernah saya tonton. Sampai sekarang bahkan sudah menghasilkan juara sebanyak sebelas juara. Wueduuunnnn....Bahkan juri originalnya (Simon Cowell, Randy Jackson dan Paula Abdul) sudah tidak menjadi juri lagi digantikan oleh yaaa menurut saya tidak terlalu menarik dari segi komentar-komentarnya. 

Oh ya kenapa pula saya jadi ngomongin ginian padahal saya janji pengen ngebahas tentang studi pembangunan dari segi temen-temen kelas angkatan 2012, pelajaran yang saya peroleh dan pengalaman pelajaran dikaitkan dengan ide-ide sekaligus pemikiran yang stuck di kepala saya (halah...gaya mu diiii.....). Yah mungkin karena semenjak saya kuliah di Bandung dan mendapatkan akses internet yang mudah, saya jadi bisa nonton talent show seperti di atas lebih mudah dari biasanya. Sebenarnya apa sih yang ingin saya omongin di sini? Entahlah, saya juga bingung @____@ Pokoknya mah saya akan ngomongin apa yang ada di kepala aja. Itu kan tagline blog saya. Hehehe....:p

Dulu saya suka acara talent show ini. Menunjukkan kita bahwa buanyak sekali bintang-bintang yang belum terasah dan diketahui oleh masyarakat bahwa mereka itu bagus sekali. Oh iya, talent show ini semuanya adalah bakat bernyanyi. Mereka ditemukan dengan cara yaaa mengikuti audisi, berani stood up in front of the judges or lots of audience. Pokoknya mah berani malu weh. Dan memang. Bakat menyanyi mereka lebih bagus daripada sebagian artis-artis yang namanya sudah terkenal. Apalagi artis karbitan yang mencari peruntungannya lewat film trus jadi penyanyi ataupun bintang iklan.

Awalnya saya menyukai acara yang original alias dari negara asalnya. American Idol jarang saya lewatkan karena bakat-bakat mereka memang bagus. Lalu ada The X Factor. Untuk yang satu ini saya menyukai UK and Australian version rather than American or Indonesian. Kenapa? JURI! Yap. Komentar juri-jurinya kok ya gak menunjukkan mereka itu ahli di bidang musik. Kadang kok ya yang dikomentari itu masalah fisik penampilan, dandanan, pakaian dan hal-hal tidak berbobot lainnya untuk dikomentari. Ini sebenarnya ajang apa sih kok ya yang dikontrak juri-juri aneh macam itu? Untuk The Voice saya tidak bisa banyak komentar karena hanya menonton sebatas blind audition. 

Meskipun saya masih menantikan dan menyaksikan beberapa reality talent show ini, tapi akhir-akhir ini saya jadi sebel juga. Kenapa? Karena dulu saya tidak suka reality show yang dibuat oleh media entertainment Indonesia karena kebanyakan (well, almost every one of it) mengeksploitasi "kesedihan". Intinya supaya bikin hati terenyuh jadi penonton iba trus banyak sms atau vote peserta tersebut dan akhirnya peserta tersebut menang. Apabila pembaca budiman masih ingat AFI yang ditayangkan berseason-season oleh Indosiar sampai akhirnya kolaps, tentu masih ingat ajang nangis-nangisan setiap ada yang dieliminasi dan harus ngegeret koper turun dari panggung. Sumpah yah itu FTV drama buanget. One shot, two target.

Tempelan tayangan tidak berguna semacam itulah yang bikin saya males banget nonton acara ajang cari bakat semacam ini. Dan sekarang, segmennya diganti. Yaitu dengan menyisipkan latar belakang kehidupannya yang miris atau menyedihkan. Pokoknya mah komentar pembawa acara ataupun cuplikan kehidupan keseharian para kontestan yang bisa bikin iba pemirsa di rumah yang tentunya akan memilih mereka ataupun menonton mereka selalu menjadi bumbu penyedap rasa acara ini. Dan ini terjadi hampir di semua jenis reality talent show tidak hanya Indonesian version tapi juga di luar negri sana.

Yap. Akhirnya (mungkin) semua produser ataupun penulis ide cerita acara reality talent show ini berpikiran serempak bahwa acara mereka akan laku ditonton juataan bahkan milyaran penonton apabila menyisipkan cerita yang menimbulkan rasa iba baik dari komentar pembawa acara (host), teman terdekat, ataupun keadaan keseharian mereka. Karena (mungkin) bakat dan tampang saja tidak cukup untuk meningkatkan rating acara. Toh banyak peserta yang punya tampang tapi gak punya bakat, ataupun punya bakat tapi tampang ngepas, atau mereka punya keduanya tapi tetep rating acaranya kurang. Menyedihkan sekali. Tapi kenapa masih juga terkadang saya nonton juga ya? Huahahaha =)) I'm as pathetic as my comment :p

Selain ide acaranya yang ditambah tidak hanya mencari bintang baru dengan bakat terpendam, yang membuat saya tidak suka lagi untuk Indonesian version adalah hampir semua pemenang acara seperti ini berakhir bukan menjadi penyanyi sungguhan tetapi malah jadi artis. Yap artis! Definisi artis menurut saya adalah yang bisa main sinetron, bintang iklan, nyanyi jarang, sorotan kamera infotainment karena berita gak penting. Dan itulah mereka. Liat aja para pemenang ajang-ajang cari bakat nyanyi dari Indonesia. Banyak yang jadi bintang iklan obat sakit perut, profider handphone, bahkan snack sosis. OMG -____-

Menyedihkan lah menurut saya. Tidak tahu kalau jebolan acara yang dari luar negeri sana, tapi sebagian besar dari mereka memang menjual lagu, membuat konser dan yaaa mungkin ada yang nongol di sitkom ataupun drama tv tapi hanya cameo. Bahkan sebagian dari para pemenang American Idol ada yang dapet Grammy Award. 

Jadi sebenarnya ide membuat acara ini memang bagus. Mencari bakat terpendam para mediocre atau orang tidak terkenal menjadi bintang baru, selain tentu supaya industri musik dan entertainment ada kerjaan. Tapi kalau versi Indonesia, jebolannya malah jadi artis bukan penyanyi sungguhan. Bahkan efek samping dari acara ini di luar negeri sana, menjadikan acara ini jalan satu-satunya membuat mereka terkenal secara instant, kaya secara instant, mengeluarkan mereka dari keterpurukan ataupun cemoohan orang-orang. Coba deh liat alasan para peserta ikut acara beginian ataupun betapa mereka sangat terpukul kalau tidak lolos tahapan selanjutnya. Huuuuu makin ngaco aja cita-cita generasi sekarang =))

Sebagai tontonan, bolehlah. Tapi kalau sampai tergila-gila bahkan larut dalam kesedihan karena jebolannya gak lolos, okeh.STOP WATCHING THIS KIND OF SHOW!

No comments: