Tuesday, December 20, 2005

DEAR FRANKIE

Gue rencananya mo nonton JIFFEST (Jakarta International Film Festival) bareng temen gw. Pokoknya siapa aja yang mo gw ajak nonton. Tapi entah kenapa gw gak pengen aja nonton ama temen kantor. Mungkin karena setiap hari masih ketemu jadi gw pengennya nonton ama temen sekolah or sahabat gw. Dan akhirnya setelah mengajak banyak teman, gw bisa pergi ama temen sebelah rumah gw (HL) aja yang nota bene walaupun sebelah rumah tapi kita sangat sulit sekali untuk ketemu. Maybe karena kesibukan kita masing-masing.

Mulailah pencarian info melalui berbagai media dan orang. Akhirnya pilihan terakhir melalui temen kantor (AAS) yang punya catalog semua film-film yang ditayangkan di JIFFEST. Mulailah pencarian tentang film-film apa aja, kapan tayangnya dan dimana aja ditayangkan, karena kita juga perlu ng-set waktu yang cocok supaya gak kebentur dengan aktivitas keseharian kita. Untuk memperoleh tiket (tahun ini setidaknya tiket JIFFEST harus dipesen dulu sehari or seminggu sebelum nonton) tadinya gw mo nitip ama AAS. Tapi berhubung dia sibuk, ya udah gw mulailah bingung kira-kira gimana caranya gw and HL gak keabisan tiket.

Untungnya HL pada hari sabtu sekitar seminggu yang lalu kudu ke kantor dan dia bilang, maybe bisa untuk ngeliatin or cari-cari info tentang JIFFEST langsung di DJAKARTA THEATER-Thamrin, yah sekalian beli tiket. Tapi dia maunya nonton yang tanggal 16 and 17 Dec 2005 karena kalo hari biasa kita ber2 kerja dan lo hari minggu (18Dec2005 / hari terakhir) dia harus ke Makasar. Trus filmnya juga gak boleh aneh-aneh. Jangan film Asia. Nonton maksimal jam 19.00 wib.

Wah... edan bener nich HL.

Tapi gw maklum ajalah. Soalnya kita sama-sama cwe dan gak enaklah klu udah malem tapi masih keluyuran. Gak enak juga ama ortu kita ber2 yang pasti amat sangat mencemaskan kita :p (cie)

Akhirnya terpilihlah 4 film dengan 2 film diantaranya adalah film yang akan kita tonton. Kita Cuma menjadi member White Card. Harganya Rp 30.000 untuk 2 film. Dan kita pengennya nonton di DJAKARTA Theater karena dari situ kalu mepet-mepet dah kemaleman, gampang nyari kendaraannya. Dan gw sendiri juga berpikir, klu masih daerah Thamrin mah gak apa2. Gw masih familiar ama daerah itu. Tapi klu dah di Taman Ismail Marzuki or daerah Kuningan trus Cikini, wah sepertinya gak usah dech. Film-filmnya yaitu :

Dear Frankie / DJKT / 19.00 wib / 16Dec05

Thumbsucker / DJKT / 19.15 wib / 17Dec05

Far Side of the Moon / DJKT / 16.45 wib / 17Dec05

2 x 5 / DJKT / … wib / 16Dec05 (klu gak salah, soalnya dah lupa jadwal pastinya)

Tapi akhirnya kita nonton film pertama dan ketiga karena film kedua (Thumbsucker) tiketnya dah sold out. Film pertama adalah Film Dear Frankie, produksi UK-Scotlandia dengan bahasa Inggris tanpa teks. Di sinilah gw diuji kemampuan pendengaran gw yang agak-agak bingung dengan aksen Inggris khususnya daerah Scotland yang agak aneh. Untungnya gw bisa mengikuti keseluruhan jalan ceritanya. Dan gw (klu punya) mengacungi 4 jempol untuk film ini. Filmnya BUAGUS BUANGET….

Film ke dua adalah Far Side of the Moon, produksi Canada dengan bahasa Prancis dan ber-teks Inggris. Selain film ini science buanget, gw juga bingung dengan filmnya. Karena bahasa yang aneh (Prancis booo…), teks-nya kecepatan, jalan ceritanya sedikit membingungkan. Tapi lumayan juga untuk melatih kepekaan gw. Lagu pengiringnya bagus, tapi jalan ceritanya sedikit membingungkan. Kalu gw tangkep sich, intinya adalah pencarian jatidiri seseorang yang merasa bahwa hidupnya amat membosankan. Maybe di lain kesempatan klo gw dapet ilham (apa coba???) gw bahas film ini. Tapi berhubung sekarang gw masih belon nangkep ceritanya, yah…gw mo certain film Dear Frankie dulu ya

Hari yang dinanti akhirnya tiba. Kita janjian langsung di DJAKARTA Theater karena kantor gw ama dia berjauhan dan bingung lagi klu janjian-janjian di suatu tempat. Film dimulai jam 19.00 wib di studio 1. Pas nyampe sana, jam gw telah menunjukkan pukul 18.30 wib. Hebatnya kata HL, gw disuruh ng-tek tempat duduk karena di tiketnya gak ada nomor kursi so...kita harus bergerak cepat supaya dapet best spot.

Edan.........

Mana pas nyampe sana atrian untuk film Dear Frankie puanjang buanget lagi. Untungnya kursinya lumayan buanyak dan gw dapet best spot yang gw mau. Yaitu; TENGAH...TENGAH. Di baris dan kolom tengah maksudnya. Jadi pandangan akan tetap lurus ketika menonton. Itulah best spot gw setiap gw nonton di bioskop

Detik-detik pertama film dimulai gw masih bingung dengan aksen scotland sang pemain. Tapi akhirnya telinga ini bsa menyesuaikan karena gw pernah denger kakak iparnya temen gw ngomong. Dia orang Inggris. Jadi menurut gw gak terlalu beda jauhlah aksen mereka itu

Film ini menceritakan seorang anak bernama Frankie Morrison, anak tunggal, yang hidup bersama ibu dan neneknya (dari ibunya) yang hidup selalu berpindah-pindah. Gw herannya kenapa dari awal anak ini seperti menjadi narator tetapi ketika berdialog dengan lawan main kok gak ada keluar suaranya ya??? Ternyata dia itu bisu dan tuli. Umurnya 9.5 tahun. Dia gak terlalu merasa minder dengan keadaan dirinya. Tetapi dia terkadang tidak suka menggunakan alat bantu pendengaran supaya orang-orang gak menganggap dia aneh or memperlakukan dia berbeda dari anak-anak lainnya. Dan kata ibunya, dia sangat ahli dalam membaca gerak bibir lawan bicaranya.

Alasan mereka hidup berpindah-pindah adalah karena ibunya ingin melarikan Frankie dari ayahnya yang temperament supaya mereka tidak ditemukan or Frankie tidak dijadikan sasaran kekesalan sang ayah. Hal ini disebabkan juga karena yang membuat Frankie cacat bukanlah bawaan dari lahir, tetapi karena kekerasan ayahnya sewaktu Frankie berumur hampir 1tahun (kalu gw gak salah inget ya).

Pelabuhan terakhir mereka adalah daerah Glasgow. Meskipun hidup nomaden, tetapi ibunya tidak pernah lupa supaya Frankie selalu mengirim surat ke ayahnya. Mulailah cerita bergulir. Ternyata selama ini ibunya berbohong, bahwa ayah Frankie adalah seorang kapten kapal bernama A.C.C.R.A yang mengelilingi dunia dengan kapalnya. Dan setiap surat balesan dari Frankie yang nota bene di tulis dan dikirim oleh ibunya sendiri selalu dilampiri dengan 1 prangko tempat dimana si ayah berada.

Frankie banyak mengumpulkan prangko-prangko berikut surat-surat dan juga segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan maritim. Menurut dia dengan begitu dia kan merasa dekat dengan ayahnya.

Sampai suatu saat, teman sekolahnya memberitahu bahwa kapal sang ayah akan berlabuh di Glasgow. Dan mereka ber2 bertaruh apakah Frankie bisa membawa ayahnya ke pertandingan sepakbola pada weekend itu. Dan sebagai taruhannya adalah koleksi mereka yang paling berharga.

Sebelum kapal ayahnya sampai di Glasgow, Frankie mengirim surat untuknya dan menceritakan tentang semuanya. Dan ketika ibunya menerima surat ini, dia bingung setengah mati. Bagaimana menjelaskannya. Neneknya mengatakan bahwa ibunya harus mengatakan sejujurnya kisah mereka selama ini. Tapi sepertinya ibu Frankie tidak siap.

Sampai akhirnya ia menyewa seseorang untuk menyamar sebagai ayah Frankie. Dan orang itu harus berkriteria; no past, no present, no future. Even no name. Dengan bantuan temannya, berhasillah ia mendapatkan orang dengan kriteria yang diinginkannya. Dan ia menajdi ayah Frankie untuk 2 hari (selama weekend).

Sampai akhirnya sang ayah yang asli sakit dan menghubungi bahwa ia ingin sekali melihat Frankie. Tetapi ibunya menolak. Dia gak mau menghancurkan impian Frankie apabila Frankie mengetahui keadaan ayahnya yang sebenarnya. Sampai akhirnya sang ayah meninggal dan ibunya mengatakan kepada Frankie bahwa ayahnya telah meninggal yang mana sebelumnya ayahnya sedang sekarat. Dia mengatakan bahwa ayahnya sangat mencintai Frankie. Mungkin dengan begitu, ini akan meringankan sedikit beban yang menghimpit selama ini.

Scene terakhir mengisahkan bahwa Frankie menulis surat yang ditujukan kepada sang ayah palsu dan menceritakan segalanya. Dan dia tidak kecewa dengan yang dilakukan oleh sang ayah palsu maupun ibunya tercinta. Karena dia merasa bahwa yang ibunya lakukan semata-mata karena ibunya mencintai Frankie dan tidak ingin Frankie terluka.

mmm...

Meskipun ceritanya sederhana tapi menurut gw buagus buanget. Apalagi untuk ukuran film Inggris yang nota bene sampai saat ini kebanyakan jalan ceritanya lambat. Udah gitu durasi filmnya cukup lama juga untuk ukuran film JIFFEST.

Sebenarnya dengan cerita tentang film ini gw juga bingung mo cerita apa??? Maybe sekarang ini gw cuma mo ceritain tentang jalan cerita film DEAR FRANKIE. Afwan aja ya teman-teman klo gaya nyeritain gw agak berantakan. Malkum bukan penulis, tapi ... entah kenapa gw lagi pengen aja menceritakan ini. Maybe lagi gak ada sesuatu yang diceritain.

Gw sih berharapnya semoga aja ada stasiun tv nasional yang akan menayangkan film ini. Karena kurang puas juga gw nontonnya. Maklum gak ada teks Indonesia

No comments: